Soroti Kasus Pengeroyokan Audrey, Gubernur Khofifah Sebut Tak Lepas dari Tanggung Jawab Sekolah
Viralnya kasus pengeroyokan siswa SMP asal Pontianak, Audrey oleh sejumlah siswa SMA menjadi sorotan gubernur Jawa Timur.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Viralnya kasus pengeroyokan siswa SMP asal Pontianak, Audrey oleh sejumlah siswa SMA menjadi sorotan gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawangsa.
Hal ini disampaikan dalam Penguatan Kepala Sekolah (SMA/SMK dan SLB) Se-Jatim di Islamic Center, Kamis (11/4/2019).
"Kejadian Audrey betul di luar sekolah. Tapi nilai yang di dapat juga tak lepas dengan yang ditanamkan di dalam ataupun luar sekolah," ujarnya di awal pembukaan paparan.
• Berita Terpopuler: Motif Pelaku Keroyok Audrey Bukan Asmara hingga Alasan Gisel Pilih Wijaya Saputra
• VIDEO-FOTO Ahmad Dhani Bergulat Hempas Tubuh Jaksa Pengawal, Teriakkan Takbir, Berikut Pemicunya
Untuk itu ia berharap sekolah mampu menjadi pondasi sebagai pendidikan karakter anak.
Pasalnya kasus Audrey bisa juga dianggap sebagai produk pendidikan.
"Kalau kasus Audrey jika dilihat dunia sebagai sesuatu, pastinya juga dilihat sebagai produk pendidikan," pungkasnya.
Sebelumnya, siswi SMP berinisial Audrey (14) menjadi korban pengeroyokan oleh 12 siswi SMA di Pontianak, Kalimantan Barat.
Ironis, aksi pengeroyokan yang diduga dipicu masalah asmara itu mengakibatkan korban mengalami depresi dan luka fisik, termasuk kemaluannya rusak.
• 3 Sepatu Sneakers Converse Kece di Bawah Harga Rp 800 Ribu yang Bisa di Dapatkan di Indonesia
• Kemarahan Hotman Paris ke KPPAD yang Enggan Bawa Kasus Audrey ke Pengadilan: Lu Jangan Asal Ngomong!
Dalam kasus pengeroyokan ini, ada 3 orang yang menjadi pelaku utama, sementara 9 orang lainnya hanya membantu.
Aksi pengeroyokan terhadap Audrey memicu gelombang amarah publik, bahkan menjadi perhatian dunia hingga merajai topik pembicaraan di Twitter. (Surya/Sulvi Sofiana)