Pasar Lawang Tak Dipasangi Garis Polisi Pasca Kebakaran, Warga Punguti Barang Dagangan yang Selamat
Asap tampak masih mengepul di dalam area Pasar Lawang pasca kebakaran sejak Rabu (17/4/2019) tadi malam.
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, LAWANG - Asap tampak masih mengepul di dalam area Pasar Lawang pasca kebakaran sejak Rabu (17/4/2019) tadi malam.
Pantauan terkini, kios-kios terdampak kebakaran hangus tak tersisa digilas si jago merah, Kamis (18/4/2019).
Area pasar bagian selatan itu dulunya sebagai tempat penjual baju, sepatu, barang pecah belah, dan sembako. Kini, barang dagangan para pedagang hangus bagai arang.
Di area yang terbakar beberapa jalan menuju kios terpantau tak dipasang police line. Hanya beberapa sisi saja yang dipasang garis polisi.
(Terbakar Semalaman, Pasar Lawang Malang Masih Berasap Hingga Siang Ini)
(Ratusan Kios di Pasar Lawang Terbakar Diduga Korsleting Listrik, Kerugian Ditaksir Miliaran Rupiah)
Hal tersebut membuat warga yang turut penasaran akan kondisi kebakaran bebas memasuki area kebakaran. Padahal asap terpantau masih ada yang mengepul.
Beberapa warga terlihat mengais sisa kebakaran. Ada yang mengambil sepatu, sandal dan berbagai barang yang masih bisa digunakan.
"Ya kan sudah gosong mas ini. Pemiliknya mungkin sudah anggap ini gak laku," ucap seorang ibu-ibu yang membawa sepasang sandal dan sepatu di dalam sebuah karung, sembari tetap mengais barang.
Para warga mengaku sudah bergerilya mengais barang sedari pagi. Minimnya garis polisi membuat mereka leluasa mengais barang.
Di sisi lain, kisah tragis menimpa Warti (41) warga Desa Sumbersuko, Kecamatan Lawang.
Emak-emak pemilik toko sembako itu hanya bisa meratapi dagangannya yang tak tersisa habis.
"Hanya timbal timbangan ini saja mas yang tersisa," ungkap Warti bersedih.
(Terbakar Semalaman, Pasar Lawang Malang Masih Berasap Hingga Siang Ini)
(KPU Gresik Bakar 10.477 Surat Suara Rusak Agar Tidak Disalahgunakan)
Kejadian kebakaran ini dianggapnya sebagai insiden terburuk dalam perjalanan berdagang Warti.
Wanita yang sudah berjualan di Pasar Lawang selama 30 tahun itu kini hanya bisa pasrah sambil meratapi kerugian yang tak sedikit.
"Ini kan mau lebaran saya sudah kulakan banyak. Buat stok bulan puasa. Tapi sekarang sudah hangus hanya timbangan saja. Rugi lebih dari 60 juta," ucapnya meratapi nasib.
Senasib dengan Warti, pedagang lain bernama Munir (46) terpaksa harus menghadapi kenyataan usahanya akan bangkrut.