Pemilu 2019
Cipayung Plus Jatim Minta Elit Politik Jangan Saling Klaim Kemenangan, Soroti Undang-undang Pemilu
Perwakilan kelompok Cipayung Plus Jawa Timur, Abdul Ghoni menilai Indonesia saat ini tengah dipenuhi kegaduhan politik.
Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Perwakilan kelompok Cipayung Plus Jawa Timur, Abdul Ghoni menilai Indonesia saat ini tengah dipenuhi kegaduhan politik.
Para elit politik yang saling klaim kemenangan disebut menjadi penyebab utamanya.
Bahkan ada sejumlah elit politik yang disebut menggiring opini bahwa pemilu 2019 gagal terlaksana dengan baik.
"Padahal sudah berjalan sebagaimana mestinya. Tapi menggiring opini di media menyalahkan KPU, Bawaslu, dan semua elemennya. Dianggap telah melakukan kejahatan struktural", Ujar Ghoni saat dikonfirmasi di Surabaya, selasa (30/4/2019).
(UPDATE Real Count KPU Pilpres 2019, Jokowi vs Prabowo - Suara Masuk 58%, Beda 10 Juta Suara Lebih)
(Jokowi Bongkar 3 Wilayah Calon Ibu Kota Pengganti Jakarta, Ada Sumatera, Kalimantan & Sulawesi)
Untuk itu Ghoni minta pada seluruh elemen agar menjaga kondusifitas pasca pemilu dan menunggu hasil resmi KPU 22 Mei mendatang.
Lebih lanjut, Ghoni mengungkapkan, perlu adanya revisi UU Pemilu. Terutama, terkait teknis pelaksanaan.
Menurutnya, banyaknya petugas yang gugur dalam Pemilu 2019 ini, perlu adanya revisi undang-undang Pemilu.
"Kita melihat dalam aturan KPU harus diselesaikan pukul 23.00, dengan ditambah keputusan MK yang memperbolehkan penghitungan sampai jam 12 siang," ucap Ghoni.
"Artinya dengan tenaga manusia tidak bisa diforsir sedemikian rupa. Kita melihat ada banyak korban, ada banyak saudara kita yang sudah gugur di perhelatan politik ini dikarenakan kerja yang sudah menumpuk," tambahnya
"Kita melihat 2024 bisa berpotensi ada tujuh surat suara, yang harus dihitung satu hari. Tentunya masih banyak lagi revisi tentang bagaimana undang-undang kepemiluan dan kita akan melanjutkan diskusi ini", ucapnya.
(Bawaslu Jatim: Pelanggaran Pemilu 2019 Tidak Terpusat di Madura Saja, Tapi Merata)
Cipayung Plus Jawa Timur ini terbentuk dari sejumlah elemen organisasi kemahasiswaan Ekstra kampus.
Di antaranya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI).
(Anggota Polres Lamongan Gugur saat Kawal Pemilu 2019, Sendirian ke RS Dini Hari Sebelum Meninggal)
(KPU Jember Gelar Rekapitulasi Suara Pemilu 2019 di Tingkat Kabupaten)