Insiden Pembakaran Mapolsek di Sampang, Polda Jatim Sebut Pelaku Terprovokasi Kabar Hoax
Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan mengungkapkan, motif pelaku pembakaran Mapolsek Tambelangan, Sampang karena terprovokasi berita hoax.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Arie Noer Rachmawati
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan mengungkapkan, motif pelaku pembakaran Mapolsek Tambelangan, Sampang karena terprovokasi berita hoax.
Ratusan massa berduyun-duyun mendatangi Mapolsek Tambelangan secara kalap melempar bom molotov, ternyata dipicu oleh berita hoax yang terlanjur viral digadget warga.
• MUI Sampang Tanggapi Insiden Pembakaran Mapolsek Tambelangan, Sebut Mencoreng Nama Para Ulama
• Polda Jatim Tangkap 6 Tersangka Pembakaran Mapolsek di Sampang, Pelaku Sembunyi di Ponpes
Luki menerangkan, belakangan sebelum aksi kalap itu terjadi, warga Sampang digegerkan adanya kabar, ada beberapa kiai dan warga Madura yang terjebak kerumunan saat mengikuti aksi 22 Mei di Jakarta.
Bahkan beberapa kiai dan warga sempat dikabarkan ditangkap Polisi dalam kerumunan massa yang memanas itu.
Lantaran tak tega melihat kondisi rekan dan kiai mereka yang diasumsikan sedang ditahan oleh Kepolisian Jakarta.
Beberapa warga bahkan sempat mendatangi Mapolresta Sampang untuk mendesak pihak kapolres membebaskan warga dan kiai mereka.
Pertemuan itu berlangsung lancar tanpa hambatan hingga akhirnya massa memutuskan undur diri dan meninggalkan Mapolres Sampang.
Namun tak disangka, massa yang semula dikira undur diri itu ternyata bergeser ke lokasi lain yakni ke Mapolsek Tambelangan, Sampang yang berjarak 23 kilometer atau sekitar 30 menit perjalanan dari Mapolres Sampang.
• Ratusan Warga Kadur Pamekasan Ngluruk Mapolsek, Minta Keadilan Meninggalnya 8 Orang Aksi di Jakarta
• Saat Pulang Kampung, DPO Pencurian Hewan Dijebloskan ke Tahanan Mapolsek Nongkojajar
Sesampainya di sana, lanjut Luki, massa langsung melempari bangunan mapolsek menggunakan bom molotov.
"Sementara motif pembakaran berkaitan dengan masalah isi yang disampaikan warga Madura yang ada di Jakarta membuat video bahwa mereka tidak bisa keluar dari Jakarta karena dihadang dan ditahan," jelas Luki setelah dikunjungi sembilan ulama MUI Sampang di rumah dinasnya, Minggu (26/5/2019).