Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Yunarto Wijaya Maafkan Kivlan Zen yang Diduga Ingin Membunuhnya, Petik Pelajaran Tentang Kasih

Kivlan Zen diduga berniat membunuh Yunarto Wijaya, namun respon Yunarto ternyata mengejutkan, ngaku belajar soal kasih

Penulis: Elma Gloria Stevani | Editor: Januar
KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya saat ditemui di Rakernas Partai Golkar, Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (23/3/2018). 

TRIBUNJATIM.COM - Yunarto Wijaya yang merupakan Direktur Eksekutif Charta Politika mengaku telah memaafkan orang yang berniat untuk membunuhnya.

Pihak kepolisian menjelaskan Yunarto Wijaya adalah target pembunuhan yang direncanakan oleh Mayjen (Purn) Kivlan Zen.

Kesaksian Irfansyah Diperintah Kivlan Zen Bunuh Yunarto Wijaya,Kivlan: Saya Kasih Uang Rp 5 juta

"Saya pribadi dan keluarga sudah memaafkan dan tak memiliki dendam apapun baik kepada perencana maupun eksekutor," kata Yunarto kepada Kompas.com, Rabu (12/6/2019).

Menjadi target pembunuhan, Yunarto Wijaya mengambil sebuah pelajaran tentang kasih. Kasih di sini artinya memaafkan orang yang memusuhinya tentu akan membuat ia merasa lebih mensyukuri dan menikmati kehidupan.

Bahkan, Yunarto Wijaya mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Polri dan TNI serta mengapresiasi sebesar-besarnya terhadap langkah-langkah pengamanan yang dilakukan Polri dan TNI yang berhasil membuat situasi menjadi lebih kondusif.

Tak lupa, Yunarto Wijaya mengajak semua pihak untuk mempercayakan proses hukum yang berjalan tanpa diiringi oleh tekanan dan ujaran kebencian dari pihak manapun.

"Kejadian ini harus dilihat bukan dalam konteks keselamatan orang-orang yang ditarget. Tapi bagaimana demokrasi kita yang telah tercemar. Tercemar ujaran kebencian yang tidak bisa 'membunuh' perbedaan. Tercemar dengan aneka rupa kebohongan yang anti terhadap keberagaman," kata dia.

Bagaimanapun juga, Yunarto mengakui adanya permainan politik identitas dalam perhelatan demokrasi kerap kali terjadi di berbagai negara, meski bukan sesuatu yang diharapkan. Namun, ketika dilumuri dengan berbagai ujaran kebencian dan hoaks, tentu hasil akhirnya adalah terkoyaknya modal sosial sebagai bangsa.

Wakil Ketua Umum PAN Sebut Kemungkinan Besar Partai Akan Bergabung dengan Koalisi Pemerintah

"Ini bukan sekadar untuk disesali, tapi seyogianya menjadi pembelajaran bersama agar tak lagi terulang di waktu-waktu yang akan datang. Karena itu, jangan lelah untuk terus mencintai Indonesia. Memperkuat persatuan dan merawat kebinekaan dalam satu tarikan nafas sebagai manusia Indonesia," kata dia.

Pengakuan Irfansyah

Tersangka Irfansyah adalah salah satu tersangka kepemilikan senjata api ilegal. Ia mengaku mendapat perintah dari Mayjen (Purn) Kivlan Zen untuk membunuh Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya.

Pengakuan tersebut disampaikan langsung oleh Irfansyah melalui sebuah rekaman video yang diputar Polri dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/6/2019).

Andre Rosiade Mengaku Bingung dengan Sikap Demokrat Sebut Koalisi Dibutuhkan untuk Kawal Gugatan MK

Jumpa pers itu dilakukan Kepala Divisi Humas Polri Irjen M Iqbal, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjend Sisriadi, dan beberapa pejabat Polri.

Irfansyah mengaku dua hari setelah Pemilihan Umum 2019 atau 19 April 2019, dirinya ditelepon oleh Armi untuk bertemu Kivlan Zen di Masjid Pondok Indah.

Saat Irfansyah ditelepon Armi untuk bertemu Kivlan Zen, ia sedang bersama Yusuf di pos sekuriti Peruri seperti yang dilansir dari Kompas TV.

Lalu, keesokan harinya Irfansyah mengajak Yusuf untuk bertemu dengan Kivlan Zen ke Masjid Pondok Indah.

Mereka lantas mulai bergegas menuju Masjid Pondok Indah dengan mengendarai mobil Ertiga milik Yusuf pada pukul 13.00 WIB.

Andre Rosiade Yakini Gugatan Sengketa Pilpres 2019 di MK Mampu Mendiskualifikasi Jokowi-Maruf

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved