Perayaan HUT Polri ke-73 di Pamekasan Dimeriahkan Aksi Can-Macanan, Kesenian Bak Barongsai
Perayaan HUT Polri ke 73 yang digelar Polres Pamekasan di Taman Monumen Arek Lancor dimeriahkan aksi dua Can-Macanan, Minggu (16/6/2019).
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, MADURA - Perayaan HUT Polri ke-73 yang digelar Polres Pamekasan di Taman Monumen Arek Lancor dimeriahkan aksi dua Can-Macanan, Minggu (16/6/2019).
Can-Macanan merupakan jenis kesenian tradisional Madura yang akhir-akhir ini mulai populer di Kabupaten Pamekasan.
Bentuk tubuhnya yang terbuat dari kayu dan dibaluti dengan tali rafia serta kayu yang kemudian dibentuk seperti macan.
Biasanya, jenis seni tradisional ini dipentaskan saat pagelaran pencak silat sebagai acara penutup yakni di bagian akhir, sebelum pertunjukan bubar.
• Ajak Warga Jaga Kebersihan, Pemuda Sukodono Peduli Lingkungan Ramai-ramai Bersihkan Sampah Sungai
• Kisah Mantan Preman Jadi Prajurit Kopassus, Ditolak Karena Garang, Akhirnya 17 Kali Naik Pangkat
Aksi yang ditampilkan biasanya menunjukkan kepiawaian pesilat atau pendekar dalam menaklukkan macan.
Begitu pula yang ditampilkan pada acara memperingati HUT Polri ke 73 di Pamekasan.
Aksi Can-Macanan tersebut mengundang antusias masyarakat Pamekasan untuk menonton.
Dua macan yang berlenggak-lenggong berjoget mengikuti suara tetabuh musik, mengundang ketertarikan masyarakat Pamekasan untuk menontong aksinya.
Tak hanya itu, dua Can Macanan tersebut juga mempertontonkan aksi ciamiknya, yakni melompati tubuh macan yang satunya.
Hingga penonton yang hadir turut berteriak 'wow'.
Di sejumlah desa di Pamekasan, kesenian Can-Macanan termasuk jenis kesenian tradisional yang mulai populer.
Menurut Safrial Pemilik Can-Macanan, kesenian tradisional Can-Macanan layaknya etnik Thionghoa, yakni Barongsai.
"Kalau ingin memainkan Can-Macanan ini harus diperankan dua orang," katanya kepada TribunMadura.com (grup TribunJatim.com), Minggu (16/6/2019).
Safrial menjelaskan, di bagian depan sebagai pemegang mulut dan wajah macan atau harimau, sedang di bagian belakang sebagai badan belakang si macan.
Dalam perkembangannya, lanjut Safrial, Can-Macanan tidak hanya dipertontonkan saat pertunjukan seni pencak silat saja.