Magie Putri, Alumnus Universitas Airlangga yang Merasa Menu Makanan di Sentra Kuliner Mahal
Ternyata tidak semua masyarakat suka bersantap di sentra kuliner, di antaranya Magie Putri, alumnus Sastra Indonesia Universitas Airlangga
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Melia Luthfi Husnika
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ternyata tidak semua masyarakat suka bersantap di sentra kuliner, di antaranya Magie Putri, alumnus Sastra Indonesia Universitas Airlangga
"Kalau sering enggak sih. Karena harganya lebih mahal dan bisa jadi ada kuliner yang harganya sama aja seperti kita makan junk food," tutur Magie Putri.
Daripada ia membeli di sentra kuliner, perempuan yang kini bekerja pada perusahaan swasta ini memilih untuk makan di tempat lain yang menawarkan harga lebih ramah di kantong.
• Rekomendasi 9 Kuliner di Surabaya untuk Sarapan dan Makan Siang, Ada Sego Babat hingga Bubur Ayam!
• Seusai Apel Pagi dan Halal Bihalal, ASN di Sumenep Santap Kuliner Bakso dan Nasi Kuning
"Sentra kuliner dari dari depan memang tampak bagus. Tapi takut rasanya nggak sebanding dengan harganya," tutur Magie Putri.
Apabila makan di sentra kuliner, dirinya pun sudah punya stan langganan seperti seafood salah satu penjual Sentra Kuliner RMI Taman Flora Bratang.
Namun Magie Putri menuturkan bahwa sentra kuliner merupakan upaya yang bagus dari pemerintah Kota Surabaya.
"Saya berharap diberlakukan harga standar dan diperbaiki lagi fasilitasnya agar lebih nyaman. Kalau bisa, sentra kuliner bukan malah mempermahal harganya karena kan sayang," pungkas Magie Putri.