Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Astaga, Dilengkapi Tisu dan Kondom, Ambulan ini Buat Dipinjam Orang yang Ingin Begituan

Ada tisu untuk bersih-bersih setelah berhubungan seks, tiga pilihan kondom, pelumas, bahkan pemanas ruang yang dijalankan dari genset

Editor: Aji Bramastra
topnews.one
ilustrasi 

"Kami berusaha untuk membuat orang-orang ini, yang menderita kecanduan, untuk mengurangi tindak pidana yang mereka lakukan. Ya, mereka mungkin membeli narkoba dengan uang hasil pidana, namun begitulah kenyataan hidup."

Majalah ini bermaksud membuat para penjualnya lebih bermartabat dengan menjajakan majalah kepada orang-orang yang benar-benar ingin membelinya.

Oleh karena itu kualitas majalah sangat tinggi, dan para penjual akan mendapatkan laba sebesar sekitar Rp 33.000.

Rikke Lauritzen dari balai kota Kopenhagen mengatakan majalah Ilegal! sudah banyak memberi manfaat penting di jalan-jalan ibukota.

"Merupakan hal yang Naif untuk berpikir bahwa orang-orang itu akan berhenti menggunakan narkoba. Yang terpenting adalah, pihak berwenang menawarkan bantuan dan pengobatan bagi mereka yang ingin berhenti menggunakannya. Satu-satunya cara yang bisa kita lakukan itu adalah lebih melihat ke sisi manusianya, bukan soal kecanduannya," katanya.

Dan kepolisian Kopenhagen mendukung pandangan itu dengan mengatakan bahwa mereka tidak keberatan dengan penjualan majalah itu, selama hal itu sesuai dengan hukum.

Majalah Illegal! juga dijual di London timur untuk pertama kalinya, dua tahun yang lalu, dan mereka berencana meningkatkan tirasnya di ibukota Inggris.

Namun Polisi Metropolitan London menegaskan "akan menganjurkan warga agar tidak memberikan uang kepada siapapun yang akan menggunakanannya untuk tindak pidana."

Dan saat tidak terlalu sibuk, Michael juga mengabdikan waktunya untuk membantu hidup para pengumpul di Kopenhagen.

Di sebagian besar kota di Denmark -dan di Eropa- ada skema 'uang jaminan' untuk botol-botol dan kaleng untuk daur ulang - dan pembeli harus mengembalikan wadah itu ke supermarket untuk mendapatkan lagi uang mereka yang menjadi jaminan. 

Seperti di banyak tempat dengan skema deposito kontainer, para gelandangan dan pensiunan membongkar-bongkar tempat sampah untuk memulung kaleng dan botol yang dibuang oleh orang-orang yang tak peduli pada uang jaminan karena jumlahnya kecil.

Ide sederhana Michael adalah menaruh rak botol di tempat sampah.

Kini, dari 5000 tempat sampah di Kopenhagen, sudah 1000 yang dilengkapi rak botol, dan ide Michael ini telah menyebar ke empat kota lainnya di Denmark.

Sekali lagi, itu gagasan untuk mengembalikan martabat 'minoritas jalan' di Kopenhagen, kata Michael.

"Alih-alih memperlakukan mereka sebagai gelandangan miskin, lebih baik kita menganggap mereka sebagai pekerja lingkungan yang sedang melakukan pekerjaan penting," katanya.

Sejauh ini belum ada reaksi negatif terhadap Sexelance. Petugas polisi malah ikut membantu dengan menyarankan tempat terbaik untuk memarkirkan ambulan itu.

Michael berharap bahwa gagasan itu akan bernasib seperti Fixelance, menjadi fasilitas permanen bagi pekerja seks Kopenhagen, yang diawaki oleh dokter dan perawat.

"Ini pertama-tama dan terutama soal keselamatan. Tetapi lebih dari itu, ini juga tentang kesehatan yang lebih baik dan bermartabat," ujar Michael.

"Anda melihat sendiri bagaimana dinginnya suhu di luar, dan biasanya perempuan-perempuan itu melayani para pelanggannya di atas bangku (taman), atau di dalam mobil. Jadi, saya pikir kita tidak bisa membiarkan mereka melakukan hal itu berada di luar tanpa bantuan dari kita." (Kompas.com)

Saat saya melangkah masuk, suasana dalam ambulans tidak terlalu membangkitkan.

Segalanya masih terasa berbau medis – dinding abu-abu, kursi biru, dan dingin sekali dengan suhu satu derajat Celsius dan di luar salju turun.

Sumber: Kompas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved