Penuh, United Airlines Seret Paksa Seorang Penumpangnya dari Pesawat untuk Empat Stafnya
Seorang penumpang pria dalam sebuah penerbangan United Airlines nomor 3411 diseret secara kasar oleh tiga petugas keamanan penerbangan.
TRIBUNJATIM.COM - Seorang penumpang pria dalam sebuah penerbangan United Airlines nomor 3411 diseret secara kasar oleh tiga petugas keamanan penerbangan.
Penerbangan nomor 3411 itu dijadwalkan terbang dari Bandara O'Hare, Chicago.
Kejadian ini terjadi setelah jumlah penumpang dalam penerbangan yang melayani rute Chicago menuju Louisville, Kentucky, itu melebihi kapasitas.
Di menit terakhir sebelum berangkat, United Airlines juga akan menerbangkan empat orang anggota staff-nya ke titik koneksi.
Manajemen United Airlines lalu meminta empat penumpang untuk turun secara sukarela dan terbang keesokan harinya.
Baca: Insiden United Airlines Seret Paksa Penumpangnya, Netizen Kritik Lewat Video Parodi dan Meme!
Sebagai gantinya, maskapai akan menyediakan uang tunai 800 dolar Amerika dan gratis menginap semalam di hotel bagi yang bersedia.
Namun, tak ada yang menanggapi tawaran tersebut.
Petugas kemudian memilih empat penumpang secara acak untuk dikeluarkan dari pesawat yang penuh itu.
Petugas memilih secara acak menggunakan komputer.
Tiga orang menerima tawaran tersebut, namun ada satu orang yang menolak tawaran tersebut.
Diketahui satu orang tersebut adalah seorang dokter pria yang harus menemui seorang pasiennya di Kentucky dan menolak untuk diturunkan.
Sekilas terlihat bahwa penumpang itu adalah seorang keturunan Asia yang sudah tidak muda lagi.
Dalam video terlihat tiga petugas keamanan bergumul dengan penumpang pria tersebut yang sudah duduk di tempatnya.
Ketiga petugas kemudian sukses mengeluarkan penumpang pria itu dari kursinya.
Saat bergumul, terdengar penumpang pria tersebut berteriak menolak dikeluarkan dari kursinya.
Wajah penumpang pria itu juga menghantam sandaran tangan saat diseret petugas, yang membuat mulutnya terluka dan mengeluarkan darah.
Ketiga petugas tersebut lalu menyeret penumpang pria tersebut menggunakan kedua tangannya di lantai kabin penumpang.
"Ya Tuhan! Lihat apa yang kalian lakukan padanya!," terdengar suara seorang perempuan dalam video.
Tyler Bridge, pengunggah video yang juga penumpang di dalam penerbangan itu, mengatakan wajah pria tersebut berdarah.
"Semua penumpang terkejut dan merasa iba. Di dalam pesawat itu terdapat beberapa anak-anak yang terlihat sangat takut akibat insiden tersebut," ujar Bridge.
Seorang penumpang bernama Jayse D Anspach lewat akun Twitter-nya menuliskan, "Tak ada yang mau (pergi), jadi @United memutuskan untuk memilih. Mereka memilih seorang dokter Asia dan istrinya."
"Nampaknya dia pingsan karena dia terlihat lemas dan tak bergerak. Mereka lalu menyeretnya seperti menyeret boneka," tambah Anspach.
"Sepuluh menit kemudian, dokter itu berlari kembali ke dalam pesawat dengan muka berdarah, memegang surat dan mengatakan 'saya harus pulang'," lanjut Anspach.
Penumpang lain, Audra D Bridges mengunggah video tentang kejadian itu ke Facebook yang yang telah ditonton lebih dari 400.000 kali.
Di media sosial, para netizen mengecam kebijakan maskapai memindahkan penumpang yang sudah membayar tiket untuk mengakomodasi para stafnya.
"Mereka adalah warga berusia lanjut dan mereka menyeret dia agar staf maskapai bisa mengambil tempat duduknya," ujar seorang netizen.
Netizen lain mempertanyakan apakah sang dokter tetap akan diseret dengan kasar jika dia bukan keturunan Asia.
Saat itu, manajemen United Airlines mengatakan, pihaknya sudah menjalankan prosedur yang sudah ditetapkan.
Namun, CEO United Airlines, Oscar Munoz kemudian meminta maaf atas insiden tersebut.
"Ini adalah sebuah peristiwa yang tak diharapkan terjadi di United Airlines. Saya meminta maaf karena harus memindahkan pelanggan kami," ujar Munoz.
"Tim kami sedang menyelidiki sesegera mungkin tentang apa yang telah terjadi," tambah dia.
Munoz menambahkan, pihaknya berusaha menghubungi langsung para penumpang itu untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Kurang dari sebulan yang lalu, maskapai United Airlines juga dikritik setelah menolak dua remaja putri bercelana legging masuk ke dalam pesawat meskipun mereka sudah mengantongi tiket.