Chef Juna Beraksi di Kuliner Banyuwangi, Begini Ilmu Memasak yang Ditularkan
Chef Juna hadir di Festival Banyuwangi Kuliner, Rabu (12/4/2017). Chef yang makin melejit namanya saat menjadi juri di Master Chef itu, membahas tent
Penulis: Haorrahman | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI - Nama Chef Juna sudah tidak asing lagi bagi pecinta kuliner di Indonesia.
Kali ini Chef Juna hadir di Festival Banyuwangi Kuliner, Rabu (12/4/2017). Chef Juna yang bertampang ganteng , namanya makin meleji saat menjadi juri di Master Chef itu, membahas tentang pecel pitik Banyuwangi.
Festival Banyuwangi Kuliner tahun menghadirkan tema "pecel pitik", yang merupakan kuliner tradisional khas Suku Osing (masyarakat asli Banyuwangi).
Di acara itu, chef bernama lengkap Junior Juna Rorimpandey itu, mempraktekkan membuat pecel pitik. Menurut Juna, pecel pitik memiliki kekhasan yang tidak didapat di daerah lainnya.
"Makanan dengan olahan ayam itu banyak di daerah lain. Tapi pecel Pitik ini beda dan punya kekhasan," kata Juna.
Juna mengatakan memasak ayam dengan rempah banyak, memasak ayam dengan kelapa juga banyak. Tapi memasak ayam dengan kelapa dan rempah-rempah, serta ditambah kacang, baru dia temukan di pecel pitik khas Banyuwangi.
Menurut Juna, pecel pitik merupakan masakan nusantara yang menjadi ciri khas di Banyuwangi. Kini sudah banyak dijual di restoran di Banyuwangi.
Baca: Sama-Sama Ganteng Saat Foto Bareng, Netizen: Chef Juna Versi Bad Boynya Sandiaga Uno
Juna mengatakan, apa yang dilakukan oleh Banyuwangi ini sudah tepat. Karena kuliner masuk dalam faktor peningkatan dunia pariwisata.
Menurut chef spesialis masakan Perancis dan Jepang untuk meningkatkan pariwisata adalah wisata alam, wisata ibadah, adat istiadat, dan kuliner.
"Kuliner menempati 25 persen di pariwisata. Karena itu, festival tourism memang harus ada kulinernya," kata Juna kepada TribunJatim.com .
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, tiap tahun Banyuwangi menyajikan tema yang berbeda untuk mempromosikan khazanah kekayaan kuliner lokal Banyuwangi.
"Beberapa tema kulier yang pernah diangkat pada tahun-tahun sebelumnya adalah rujak soto, sego cawuk, dan nasi tempong. Kali ini pecel pitik, karena makanan ini punya kekhasan dan filosofi," ujar Abdullah Azwar Anas kepada TribunJatim.com .
Pecel Pitik merupakan makanan berbahan utama ayam kampung bakar yang disuwir dengan parutan kelapa. Pitik dalam bahasa setempat berarti ayam.
"Pecel pitik ini benar-benar beda, kuliner lokal yang hampir menyerupai masakan ini tidak pernah saya temui. Ayam kampungnya dibakar, disuwir kecil-kecil, lalu dicampur dengan parutan kelapa berbumbu. Cukup unik," kata Anas.
Mengapa kuliner difestivalkan, menurut Anas, karena salah satu tujuan utama wisatawan adalah kuliner. Dengan festival ini, pamor kuliner lokal Banyuwangi bisa meningkat. Di samping itu, event ini juga bertujuan untuk memberikan manfaat secara ekonomis bagi para pelakunya.
“Jadi warung-warung yang jual kuliner lokal bisa makin laris,” papar Anas.
Kehadiran Chef Juna di festival ini dimaksudkan bisa memicu kreasi pelaku kuliner. Chef Juna melakukan demo masak dan mencontohkan penyajian pecel pitik yang lebih menarik.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Banyuwangi, Alief Kartiono menambahkan. festival kuliner ini melibatkan 190 peserta yang terdiri atas warung penjual kuliner pecel pitik, pelaku restoran dan jasa boga.
Para peserta ini akan berlomba menyajikan pecel pitik terbaik dengan mengenakan pakaian khas Banyuwangi dengan memakai penutup kepala ala chef saat memasak.
“Mereka berlomba menyajikan cita rasa pecel pitik yang enak, bersih lengkap dengan cara penyajiannya. Maksudnya dilombakan agar standar rasa dan penyajian penjual pecel pitik ini juga ikut naik, sehingga wisatawan merasa puas," kata Alief.
Meski puncak acara Banyuwangi Kuliner ini berlangsung pada 12 April, para pengunjung bisa menikmati pecel pitik dan masakan khas Banyuwangi lainnya hingga lima hari ke depan, 12 - 16 April di Taman Blambangan.
Pengunjung bisa merasakan makanan lokal dari seluruh penjuru Banyuwangi di area food court. Mulai ayam pedas Rantinem, sego tempong Mbok Wah, hingga warung-warung seafood. (Surya/ Haorrahman)