Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

TOP 5 Nasional

Dari Balasan Putra Jokowi Saat Dikatakan Tolol, Hingga Polisi Serahkan Berkas Ini ke KPK

Berikut ini adalah kumpulan berita nasional terpopuler Selasa (2/5/2017).

Penulis: Edwin Fajerial | Editor: Edwin Fajerial
ISTIMEWA
TOP 5 Nasional 

Tolong pa @jokowi anak nya di didik lagi.

Kasian saya lihat nya," tulis akun tersebut.

Bukannya marah, namun Kaesang justru punya cara yang bijak menaggapi komentar tersebut.

"Iya saya emang tolol dan arogan kok mbak/mas.

Sya nanti minta bapak saya untuk ngedidik saya lagi.

Soalnya saya juga kasihan liat diri saya sendiri," jawab Kaesang.

4. Hasil Pilgub DKI Jakarta di Mata WNI yang Berada di Luar Negeri

Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta telah berlalu dengan rupa-rupa kesan dan kenangan, termasuk bagi warga Indonsia diaspora di Southern California, AS.

Saat menggelar acara “Panggung Masyarakat Indonesia” di West Covina, California, Sabtu (29/4/2017), mereka memperbincangkan lagi nilai-nilai keindonesiaan yang mesti dirawat.

Hadir antara lain mantan Duta Besar RI untuk AS, Dino Patti Djalal, yang kebetulan berkunjung dalam rangka mempromosikan acara Konvensi Diaspora Indonesia ke 4 di Jakarta, 1 Juli 2017.

Hajah Erwina Hawadi-Anderson, WNI diaspora di California, melaporkan untuk Kompas.com, Senin (1/5/2017), tentang acara “Panggung Masyarakat Indonesia” yang diikuti 400 orang itu.

Sebagian besar warga diaspora itu mendukung pasangan Ahok- Djarot, yang tergabung dalam Jaringan Ahok Internasional", karena mereka mengamati bahwa kinerja keduanya sudah teruji, memuaskan, dan memberi karya nyata.

Yang dibuktikan oleh berbagai survei tentang tingkat kepuasan atas kinerja mereka mencapai 70 persen.

Sugiarto Wijaya yang berdomisili di New York, mengatakan, “Bicara Pilkada DKI kemarin itu, membuat saya bertanya-tanya bagaimana bisa sih orang seperti Ahok dengan tingkat kepuasan kinerja dan popularitas 70 persen, hanya meraih 42 persen suara.”

Mengenai suhu politik di Tanah Air sekarang ini, “Bagi saya sangat berbahaya karena sudah membawa-bawa agama dan suku sebagai senjata yang empuk,” kata Sugiarto.

Betapa tidak, selama masa kampanye hingga pemungutan suara, benturan antarkelompok tertentu sering terjadi. Terjadi saling mengejek yang diikuti dengan penyebaran berita hoax.

5. Polisi Serahkan Data Siapa Saja yang Bantu Miryam Saat Melarikan Diri kepada KPK

Selain menyerahkan Miryam S Haryani (MSH), kepolisian pun menyerahkan sejumlah data pendukung kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (1/5/2017).

Data tersebut berupa pihak-pihak yang membantu pelarian Miryam.

Beberapa pihak tersebut sebelumnya juga telah diperiksa penyidik Polda Metro Jaya, soal motif membantu Miryam dan sejumlah peran mereka.

"Kami perdalam kerabat-kerabat yang membantu pelarian," kata kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan.

Dikatakan dia, kepolisian hanya membantu KPK karena kasus pokoknya tetap ditangani KPK.

"Kegiatan bantuan seperti ini sering dilakukan. Sinergi kami membantuan terhadap KPK," ucapnya.

Untuk pihak-pihak yang membantu pelarian Miryam, Kapolda mengatakan pihaknya menyerahkan seluruhnya kepada KPK.

"Tentunya kami dalami tentang perginya yang bersangkutan saja. Siapa yang bantu pelarian, kami serahkan datanya ke KPK. Perkara pokok tetap di KPK," kata Iriawan.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved