Deretan Kisah Hantu di Rumah Sakit Tua di Surabaya, Mulai Suster Berwajah Rata Sampai Hantu Jempol
Laki-laki itu pun menanyakan kepada suster itu di mana lokasi zaal atau ruangan nomor sekian tempat saudaranya dirawat.
3. Tukang Soto dan Pembeli yang Aneh
Kisah lainnya di buku Soerabaia Tempo Doeloe adalah tentang tukang soto yang jualan di sekitar rumah sakit tersebut.
Zaman dulu, para penjual soto di Surabaya selalu membawa dagangannya dengan pikulan, dan ada bunyi semacam lonceng.
Suatu ketika, penjual soto itu berhenti di depan rumah sakit CBZ karena dipanggil seorang suster.
Suster itu makan soto itu sambil duduk di sebuah dingklik (kursi kecil) yang dibawa si penjual soto.
Tidak hanya satu mangkuk, suster itu makan soto hingga bermangkuk-mangkuk.
Anehnya, suster itu tak kunjung kenyang walaupun sudah makan bermangkuk-mangkuk soto.
Akibatnya, si penjual soto pun merasa curiga.
Rasa curiganya baru terjawab, saat sang suster akan membayar.
Saat akan membayar, suster itu menampakkan wajahnya yang hancur, dan gepeng.
Mengetahui hal itu, si penjual soto langsung lari meninggalkan pikulan dagangannya.
Namun, menurut cerita yang beredar, usai peristiwa itu dagangannya menjadi sangat laris.
4. Tangan yang Menunjuk
Cerita soal hantu di rumah sakit CBZ terus berlanjut meskipun rumah sakit itu sudah rata dengan tanah, dan berganti menjadi sebuah mal.
Dalam buku Soerabaia Tempo Doeloe disebutkan, penampakan hantu itu berubah hanya berbentuk tangan yang melayang-layang.