Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Jelang Ramadan, Camilan Ladu Laris Manis dan Makin Diburu Wisatawan

Camilan Ladu merupakan camilan tradisional yang diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang.

Penulis: Sany Eka Putri | Editor: Mujib Anwar
SURYA/SANY EKA PUTRI
Mubin, pembuat camilan Ladu melakukan proses oven pembuatan kue Ladu di kediamannya, Dusun Kandangan, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Rabu (24/5/2017). Jelang Ramadan, camilan ini banyak dicari oleh wisatawan. 

"Saya membuat kue ini juga melakukan percobaan. Karena ini tidak digoreng, tetapi di oven, maka awetnya bisa selama satu tahun. Dan tidak bau tengik," paparnya.

Sementara itu, ibu dari Mubin, Sumani (64) menjelaskan, kalau kue Ladu ini kepanjangan dari langgeng dulur. Di mana masyarakat pada zaman dulu itu, selalu berkumpul dan menyuguhkan camilan ladu ini.

"Dulu itu makannya hanya hari lebaran saja. Karena pada kumpul semua. Makanya namanya Ladu," kata Sumani.

Saat Suryamalang.com mencicipi camilan ini, rasa yang gurih bercampur manis ini, sangat terasa sekali beras ketannya.

Bahkan, camilan yang hampir mirip seperti kerupuk ini cocok ditemani dengan secangkir teh hangat ataupun kopi. Camilan ini tidak terlalu keras karema memiliki tekstur yang lembut ketika digigit.

Namun sayangnya, camilan ini belum ada sentuhan sama sekali dari Pemkot Batu. Bahkan, saat ini, hanya tinggal satu saja produksi pembuatan camilan Ladu ini.

"Dulu satu kampung bisa membuat semua. Tapi karena harga bahan beras ketan yang mahal, akhirnya banyak yang berhenti. Hanya saya saja yang saya wariskan ke anak saya sampai cicit saya nanti," tutup dia. (Surya/Sany Eka Putri)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved