Rumah Juragan Sembako di Malang Diteror Bom, Warga Geger dan Panik, ini Tuntutan si Teroris
Teror itu diiringi temuan benda mencurigakan dibungkus kertas dilengkapi tali dan sejumlah kabel di sudut teras rumah juragan sembako.
Penulis: Achmad Amru Muiz | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Rumah juragan sembako, Arwan Sarafitoto (54) di Desa Ganjaran, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang diteror bom.
Teror bom tersebut disampaikan melalui pesan pendek (SMS) yang dikirim ke hanphone milik Juwariyah (43) isteri juragan sembako sekitar pukul 03.30 WIB, Jumat (9/6/2017).
Adanya teror itu juga diiringi temuan benda mencurigakan dibungkus kertas dengan dilengkapi tali serta terdapat sejumlah kabel di sudut teras rumah juragan sembako diduga bom.
Kapolres Malang, AKBP Yade Setiawan Ujung mengatakan, setelah menerima laporan teror dan benda mirip bom pihaknya langsung mendatangkan tim Jihandak Brimob Polda Jatim.
Baca: Bencana Kekeringan Ancam Pesisir Pantai Malang Selatan, ini Titik Sebarannya
Petugas Jihandak yang datang ke lokasi langsung melakukan pengamanan benda mirip bom dan dilakukan peledakan di dekat lokasi.
"Setelah diledakkan Jibom Brimob ternyata itu bukan bom. Melainkan seperti batu bata dibungkus kertas dan karton serta diberi kabel mirip bom tanpa ada sedikitpun bahan peledaknya, konstruksinya sendiri memang mirip bom dan itu dibuat serta direncanakan dengan baik," kata Yade Setiawan Ujung, Jumat (9/6/2017) siang.
Untuk itu, dikatakan Yade, apa yang dialami warga tersebut sudah masuk dalam unsur teror bom sesungguhnya.
Disamping itu, teror bom tersebut tidak ada indikasi apapun dengan kegiatan terorisme dan sebagainya. Teror bom itu lebih pada tindakan pidana umum tentang pemerasan.
Baca: 17 Tahanan Polisi Kabur Diduga Akibat Siaran Langsung Real Madrid vs Bayern Munchen, Kok Bisa?
Ini dikarenakan ancaman yang dikirim oleh peneror kepada warga tersebut pada intinya minta uang Rp 10 juta.
"Untuk itu, kami masih melakukan penyelidikan dan mencari siapa peneror bom di rumah juragan sembako tersebut, dan untuk material diduga bom tersebut masih kami lakukan penelitian lebih lanjut," ucap Yade Setiawan Ujung.
Aksi teror bom di rumah juragan sembako tersebut juga berhasil membuat warga gaduh dan panik di bulan Ramadan sekarang ini.
Warga menjadi resah dan penasaran sehingga beramai-ramai mendatangi rumah yang diteror bom.
"Untuk itu, kami mengharap warta tetap tenang dan tidak terpancing oleh aksi teror seperti itu. Apalagi saat ini bulan Ramadan sehingga kondusifitas wilayah harus tetap dijaga bersama," tandasnya.
Baca: Mau Buka Puasa, Pengusaha ini Tewas Tragis Dibacok Kawanan Geng Motor, Gara-garanya Sepele
Sementara juragan sembako, Arwan Sarafitoto mengatakan, kejadian teror bom itu diterima di handphone isterinya sekitar pukul 03.30 WIB. Setelah dibaca isi SMS, dirinya langsung menghubungi kerabat terdekat.
Selanjutnya secara bersama-sama mencari kebenaran adanya barang diduga bom. Dan diketemukanlah barang diduga bom sebesar ukuran batako dibungkus serta ada kabelnya diletakkan di sudut teras rumahnya.
Temuan benda diduga bom dan adanya SMS teror bom itupun dilaporkan ke Perangkat Desa setempat. Laporan itupun diteruskan ke Polisi yang langsung datang dan mengamankan lokasi rumah juragan sembako.
"Setelah itu warga ramai berdatangan ingin melihat ada apa," kata Arwan di Mapolres Malang.
Menurut Arwan, dirinya merasa tidak memiliki musuh ataupun menyakiti orang, dan tidak habis pikir mendapatkan teror dan ancaman bom.
Baca: Sediakan PSK Paruh Baya Dengan Tarif Murah Meriah di Warkop Miliknya, Nenek ini Digrebek Polisi
Demikian juga dengan isterinya yang sehari-hari berdagang sembako di toko juga merasa tidak memiliki musuh atau pernah menyakiti orang.
"Kondisi kami biasa saja, tidak pernah ribut dengan siapapun juga dalam menjalankan aktifitas sehari-hari," ucapnya.
Oleh karena itu, tambah Arwan, pihaknya mengharapkan agar pelaku teror bom di rumahnya bisa segera terungkap dan pelakunya diproses hukum.
Karena bagaimanapun, dampak dari teror dan ancaman bom tersebut membuat keluarganya trauma dan khawatir atas teror bom tersebut.
"Coba siapa yang tidak takut kena bom. Makanya kami mengharap Bapak Polisi bisa segera mengungkap teror bom pada keluarga kami," tutur Arwan. (Surya/Achmad Amru Muiz)