Belajar Otodidak, Napi Pencurian ini Bikin Alquran Raksasa, Karyanya Dipajang di Masjid Agung
Kemampuan tak terduga tersebut dimiliki saat dia belajar menulis Alquran secara otodidak.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Mujib Anwar
"Sudah cukup dua kali ini saja saya masuk LP. Saya ingin hidup lurus setelah keluar dari penjara," jelas pria yang sudah menjalani hukuman di LP selama 10 bulan itu.
Yani punya cita-cita, setelah keluar dari LP ingin membuka usaha penulisan kaligrafi. Ia akan membuat karya kaligarfi untuk dijual kembali.
"Mudah-mudahan cita-cita itu bisa terwujud," ucapnya.
Baca: 108 PNS Baru Kota Kediri Dilantik, Termasuk Jalur K-2
Kepala LP Blitar, Rudi Sarjono mengatakan Yani memang menonjol di bidang seni. Yani juga yang mengecat dinding taman di LP. Dia juga diminta untuk membelajari Napi lain dalam hal seni melukis.
Rencananya, kata Rudi, Alquran raksasa karya Yani yang kedua kalinya ini akan diberikan ke Pemkab Blitar.
"Pemkot sudah dapat yang pertama. Untuk karya yang kedua ini rencananya kami serahkan ke Pemkab Blitar," katanya.
Dikatakannya, sebenarnya para Napi di LP mendapat pelatihan keterampilan. Para napi juga memproduksi sejumlah barang kerajinan di LP. Hanya saja, pihak LP kebingungan memasarkan hasil karya para napi.
"Sementara kami hentikan dulu, karena bingung jualnya. Seperti kerajinan pot masih numpuk barangnya di LP. Kalau ada pesanan baru kami buat lagi," imbuhnya. (Surya/Samsul Hadi)