Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Inilah Tiga Jenis Tes Kesehatan yang Wajib Dilakukan Masinis Kereta Api, Apa Saja Ya?

Paramedis Pos Kesehatan Stasiun Pasar Turi Surabaya, Aldy Nugroho menerangkan, sebelum mengendalikan lokomotif, masinis dan asistennya harus memiliki

Penulis: Pradhitya Fauzi | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM/PRADHITYA FAUZI
Masinis Melakukan Tes Kesehatan di Pos Kesehatan Stasiun Pasar Turi Surabaya 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pradhitya Fauzi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Tradisi mudik lebaran selalu berlangsung setiap tahun di Indonesia.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memperketat tes kesehatan para masinis.

Paramedis Pos Kesehatan Stasiun Pasar Turi Surabaya, Aldy Nugroho menerangkan, sebelum mengendalikan lokomotif, masinis dan asistennya harus memiliki Surat Layak Dinas terlebih dahulu.

Baca: Selama Musim Mudik Lebaran, Parkir Motor di Bandara Juanda Surabaya Dialihkan ke Titik Ini

"Surat Layak Dinas merupakan syarat wajib seorang masinis dan asistennya untuk melanjutkan perjalanan ke tahap selanjutnya," kata Aldy, Selasa (20/6/2017).

Dia menambahkan, ada tiga jenis tes kesehatan yang diperuntukkan pada masinis dan asistennya.

"Jenis tesnya yang pertama, Amnanesa, meliputi jam kedinasan, cek mata seperti pakai kacamata atau tidak, dan keluhan sebelum dan setelah kerja. Kedua ada tes fisik yang isinya antara lain tekanan darah, denyut nadi, akral dingin, dan gangguan fisik lainnya. Dan yang terakhir Tes Laborat yang meliputi tes alkohol dan gluco tes," terang Aldy.

Baca: Laju Kereta Api Makin Cepat dan Perjalanan Ditambah, Waspadai Jika Lewat Perlintasan ini

Dalam tes alkohol tersebut, paramedis memiliki sebuah alat unik yang bernama 'Alcohawk'.

Seorang Masinis Meniup Alcohawk di Pos Kesehatan Stasiun Pasar Turi Surabaya
Seorang Masinis Meniup Alcohawk di Pos Kesehatan Stasiun Pasar Turi Surabaya (TRIBUNJATIM.COM/PRADHITYA FAUZI)

Penggunaannya cukup mudah, dengan memencet tombol on pada alat tersebut, menunggu angka dari 50 menuju 0.

Bila sudah mencapai angka 0, maka pasien diharuskan meniup alat tersebut sekencang-kencangnya seolah meniup peluit.

"Melalui alcohawk kita bisa mengetahui apakah pasien ini sedang dibawah pengaruh alkohol atau tidak," tutup Aldy.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved