Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Reklamasi Pantai Ria Kenjeran Tembus 100 Hektar, Warga Iri dan Beginilah Pelampiasannya

Pengurukan laut untuk kegiatan komersil kini sedang ramai dikeluhkan oleh warga Surabaya.

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Mujib Anwar
istimewa
Atlantis Land, Kenjeran Park yang berada di sekitar Pantai Kenjeran, Surabaya. 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Masalah pelik reklamasi bukan hanya terjadi di Jakarta.

Di Surabaya, masalah pengurukan laut untuk kegiatan komersil kini juga sedang ramai dikeluhkan oleh warga di Kecamatan Bulak.

Camat Bulak Suprayitno dalam hearing yang dilakukan di Komisi C DPRD Kota Surabaya, Selasa (11/7/2017), mengeluhkan adanya kegiatan reklamasi di Pantai Ria Kenjeran yang sudah jauh menjorok ke wilayah laut.

Suprayitno menyebutkan di Pantai Ria Kenjeran bukan rahasia umum melakukan reklamasi.

"Tidak jadi rahasia lagi sejak kecil di sana sudah ada reklamasi laut. Dulu, Pantai Ria hanya sebatas pandang saja, saat ini sudah jauh menjorok ke laut," ucap Suprayitno.

Setidaknya saat ini dikatakan Suprayitno, luasan lahan yang menjorok ke laut sudah mencapai 100 hektar.

Kondisi ini membuat banyak warga khususnya di kampung nelayan protes.

Warga kampung nelayan yang banyak membangun petak dengan menguruk laut kerap protes setiap dilakukan penertiban dari pihak kecamatan dan kelurahan.

"Saya dan teman-teman kecamatan sering mengalamin pertentangan dengan warga di Sukolilo Baru, Kejawan saat menertibkan bangunan liar yang dibangun dengan ukuran 10 meter kali lima meter," ucap Suprayitno.

Baca: Lima Nama Direktur PD Pasar Surya Mau Diumumkan, Risma Masih Ngaku Trauma

Camat Bulak, Kota Surabaya Suprayitno menyampaikan kondisi reklamasi Pantai Ria Kenjeran di Komisi C DPRD Kota Surabaya, Selasa (11/7/2017).
Camat Bulak, Kota Surabaya Suprayitno menyampaikan kondisi reklamasi Pantai Ria Kenjeran di Komisi C DPRD Kota Surabaya, Selasa (11/7/2017). (SURYA/FATIMATUZ ZAHROH)

Dikatakan pria berkacamata ini, pemkot keras melarang warga menguruk laut. Namun warga selalu berkilah di sisi selatan mereka ada Pantai Ria Kenjeran yang sudah melakukan reklamasi sampai jauh menjorok ke laut.

"Warga sering bilang, saya ini orang pribumi yang lahir di sini selalu dikoyak-koyak. Tapi di sebelah selatan kampung kami kok nggak pernah ditertibkan kalau memang tidak boleh reklamasi," ujar Suprayitno menirukan kalimat warganya.

Menurut Suprayitno warga di kawasan luar Pantai Ria Kenjeran atau Kenjeran Park banyak yang ingin melakukan reklamasi.

Namun lantaran tidak mengetahui caranya dan tidak memiliki surat maka dibangun begitu saja dengan menguruk laut.

"Karena nyata-nyata di selatan kampung nelayan terbangun Kenjeran Park yang menjorok ke laut itu, akhirnya kami tidak punya kekuatan menjalankan tupoksi," ucapnya.

Baca: Satpol PP Surabaya Bongkar 96 Bangunan di Pandegiling, Respon Warga dan Pemilik Bikin Kaget

Untuk itu ia meminta bantuan DPRD Kota Surabaya untuk ikut membantu dalam menjelaskan status lahan milik Kenjeran Park atau Pantai Ria Kenjeran ini.

Sebab jika itu lahan resmi paati ada batas petok. Dan perluasan reklamasi harusnya ada catatan di kelurahan dan kecamatan.

Sedangkan saat ini tidak ada catatan sama sekali di Kecamatan Bulak.

Baca: Rel Trem Surabaya September Mulai Dipasang, Begini Dampak Terhadap Lalu Lintas

"Kalau memang ada rencana mau reklamasi lanjutan, dan belum dilakukan, maka kami minta jangan ada reklamasi. Sebab kami khawatir akan merusak ekosistem, padahal nelayan menjari lorjuk, ikan, kerang, semua di sekitar sana," katanya.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komisi C Buchori Imron sepakat. Saat ini kawasan Kenjeran Park atau Pantai Ria Kenjeran sudah melebihi batas.

"Saya kemarin masuk ke sana sselain di tarik biaya, di sana juga sidah jauh dari kondisi beberapa tahun sebelumhya. Kondisinya semakin menjorok ke laut, kami meminta untuk melakukan pengecekan apakah ada pelanggaran reklamasi atau tidak," ucap Buchori. (Surya/Fatimatuz Zahroh)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved