Kepala BNPT Awalnya Ragu Masuk Kampung Trio Bomber Bali, Setelah Tahu Jadinya Malah Begini
Menegangkan! Perasaan ini muncul dalam diri orang yang dihantui rasa was-was saat datang ke kandang macam jaringan teror.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Ada pemandangan unit saat Kepala Badan Nasional Penggulangan Teroris (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius meresmikan Kompleks Pendidikan dan Masjid Baitul Muttaqin di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Lamongan, Jumat (21/7/2017).
Pasalnya, lokasi tersebut merupakan tempat napi teroris dan para kombatan berkumpul dalam Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP).
Yayasan tersebut digagas Ali Fauzi, mantan Instruktur Bom dan pentolan KU, yang juga adik Tri Bomber Bali Ali Imron, Mukhlas dan Amrozi.
Nah, ditengah peresmian itulah Ali Fauzi tiba-tiba mengucapkan ikrar untuk kembali dan mencintai NKRI. Padahal, ikrar tersebut tidak ada dalam tertib acara.
Itu dilkakukan Ali Fauzi usai dia memberikan sambutan. Untuk menunjukkan komitmen para anggota Yayasan Lingkar Perdamaian yang tidak akan kembali ke jejak buram sebelumnya dan kembali ke NKRI.
Tentu dari sekitar 50 anggota YLP yang datang terperangah dan separuh diantaranya akhirnya naik panggung untuk mengucapkan ikrar yang dituntut oleh Ali Fauzi.
(Sekolah Berbekal Jagung Goreng Antar Pemuda Ndeso di Lamongan Jadi Lulusan Terbaik Akabri)
Kalimat ikrar yang ditulis Ali Fauzi dalam coretan kertas warna kuning itu memang cukup menyentuh.
Ini bunyi lengkap kalimat dalam ikrar, 'Bersama cegah terorisme, kami cinta Indonesia, merawat ukhuwah, merajut perdamaian.'
Empat baris kalimat itu ditirukan bersama oleh anggota YLP yang naik panggung.
Sementara separuh diantaranya tetap duduk di kursi khusus anggota YLP.
Dalam ungkapan Ali Fauzi di depan para pejabat, termasuk Kepala BNPT, Suhardi Alius, adik Ali Imron ini mengupas lahirnya Yayasan Lingkar Perdamaian.
Pejabat yang hadir di Tenggulun hari ini disanjung Ali Fauzi, ada pangkat bintang satu, bintang dua hingga bintang tiga.
"Dan kedepan Insya Allah yang hadir di Tenggulun ke depan tetap menjadi bintang," tandasnya.
(Pejabatnya Ditahan, Pemkot Batu Langsung Pasang Badan, Inilah yang Dilakukan)
Nama Yayasan Lingkar Perdamaian, memang tidak familiar. Karena tidak memakai nama Arab. Tapi YLP ini satu-satunya di Indonesia bahkan Asia Tenggara, sebagai lembaga yang didirikan para mantan napiter dan kombatan yang sudah sadar dan taubat.
Anggotanya ada yang kerap merampok toko emas, merampok bank dan aksi lainnya.
Proses pendirian semula dari hasil diskusi yang pada kesimpulan mengapa para napiter setelah pulang dari penjara masih aksi, ngebom dan aksi teroris lainnya.
Ternyata itu karena mereka bergabung kembali dengan kawan lama. Munculah ide didirikannya YLP.
"Kalau dilihat memang ironis, masak wajah genteng begini jadi teroris," ungkapnya.
(Sabtu Besok Uji Coba, Wing Air Layani Sumenep - Surabaya, Inilah Pesawat yang Disiapkan)
Diungkapkan, ada mahasiswa IPDN direkrut kelompok teroris kemudian tertarik dan ikut melakukan aksi, sebagai teroris.
Bahkan siapa yang percaya aggota polisi yang setiap bulan menerima gaji dari negara, begitu mendapat sentuhan dari anggota teroris, akhirnya ikut juga.
Padahal setiap hari kumpul dengan teman-teman polisi. Nah, dengan wadah YLP ini menjadi bagian alternatif. YLP tidak ingin para mantan yang dibina begitu jauh dan susah kemudian kembali aksi lagi.
Memang, katanya, tidak mudah merubah ideologi kekerasan ke ideologi perdamaian.
Tapi itu akan dibuktikan oleh YLP untuk bisa mengubah ideolo kekerasan kepada ideologis perdamaian
"Kita sekarang komitmen, setia dan cinta dengan tanah NKRI jaya," tandasnya.
(Tokoh Masyarakat ini Tega Perkosa Anak Kandungnya yang Lagi Nyantri di Pondok Pesantren)
pelecehan sopir taksi oleh penumpang
Upayanya, diantaranya menyalurkan dana infak dan sedekah dari warga sekitar Lamongan kepada napiter yang masih ada Cipinang, Palembang, dan terbesar pada istri yang ditinggalkan.
Ali Fauzi berharap keberadaan mantan napiter yang tergabung dalam YLP dipercaya.
Apa yang diungkapkan itu ditekankan dengan ungkapan yang menurut Ali Fauzi bisa diteladani.
Dan ini kata Ali Fauzi, "Tidak ada orang baik yang tidak punya masa lalu. Tdak ada orang jahat yang tidak punya masa depan. Setiap orang punya kesempatan yang sama untuk berubah menjadi lebih baik. Bagaimanapun masa lalunya, jahatnya dia, rusaknya lingkungan, berikan kesempatan mereka untuk berubah."
Dicontohkan di zaman Rasulullah ada orang yang awalnya ingin membunuh Rasul. Tapi makamnya kini berada di samping Rasul, yakni Umar bin Khattab. Termasuk Khalid bin Walid.
"Percayailah kami yang punya jejak rekam buram untuk berubah menjadi lebih baik, untuk Indonesia baldatun toyyibatun wa rabbun ghofur,".
(Aneh, Bantuan Rp 400 Juta yang Dibawanya Raib, Ketua Fraksi Gerindra Kok Minta Petani Lakukan ini)
Kepala BNPT, Komjen Suhardi Alius mengaku saat pertama kali masuk ke Desa Tenggulun, didalam dirinya ada keraguan. Ia berfikir apakah akan diterima di tempat asal Trio Bomber Bali.
Namun setelah bertemu dengan keluarga Ali Imron, ternyata meninggalkan kesan yang mendalam bagi dirinya. sehingga hilanglah rasa kekhawatiran itu.
Kemudian sampai terwujud pada awal 29 Mei 2017 yang berjalan hampir tiga bulan seluruh fasilitas selesai.
Dari pemindahan makam, 4 lokal tempat belajar, taman, pengerasan halaman, masjid dan tempat wudlu.
"Semua ini biayai swadaya, tidak menggunakan APBN," ungkap Suhardi.
Pertama diolok-olok, mana mungkin Kepala BNPT berani masuk ke dearah ini. Orang boleh punya masa lalu, berikan kesempatan untuk masa depan.
Tuhan menyiapkan lembar putih yang bersih. Dan di masa depan, akan dituliskan dengan tinta emas untuk anak cucu, untuk hari ini atau masa depan.
Deradikalisasi ada empat tahapan, identifikasi, rehabitli, reedukasi, dan integrasi. Integrasi ini yang dipersiapkan agar kembali bersama masyarakat. Dan tidak boleh dimarginalkan. Ini bukti pemerintah hadir, menciptakan indonssia damai.
Sedangkan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengungkapkan kalimat perdamaian betul-betul dimandatkan kepada politik luar negeri Indonesia untuk dijalankan.
Indonesia adalah salah satu penyumbang terbesar pasukan perdamaian di dunia dibawah PBB yang mencapai 2.719 pasukan Indonesia yang bertugas di seluruh belahan dunia.
"Perdamaian itu bukan sesuatu yang jatuh dari langit. Perdamaian harus dirajut," katanya. (Surya/Hanif Manshuri)