Komplotan ini Didik Anak-anak Jadi Jambret, Sekali Beraksi Tiap Bocah Harus Setor Rp 1 Juta
Keinginan cepat dapat pekerjaan usai putus sekolah, malah jadi awal petaka yang menimpa para ABG ini terjerumus dalam tindak kriminalitas.
Penulis: Benni Indo | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Polres Malang Kota berhasil membongkar jaringan jambret yang anggotanya adalah para bocah alias anak baru gede (ABG).
Ini setelah MB (26), pada akhir bulan Juli lalu gembong jaringan tersebut berhasil diciduk oleh polisi dari Satreskrim.
Warga Jl Muharto, Gang 7, RT 11/RW 8 Kota Malang inilah yang mempekerjakan para anak di bawah umur untuk melakukan tindak kejahatan menjambret.
MB ditangkap setelah polisi menangkap dua anak buahnya saat tertangkap basah oleh warga sedang menjambret di kawasan Kecamatan Klojen.
Saat itu, polisi berhasil mengamankan tiga bocah, yakni GN (15), FR (16) dan RR (15). Mereka sudah menjadi anak buah MB sejak setahun ini.
Setelah diamankan, ketiganya lalu dibawa dan diproses di PPA Polres Malang Kota.
Polisi awalnya mengamankan GN dan FR pada 24 Juli saat keduanya menjambret tas milik Rinkaning Nurul Wati (23) seorang mahasiswi yang kuliah di Malang.
Mahasiswi tersebut berasal dari Jl Brantas VII / 14, Linkungan Tegal Boto Lor RT 01. RW 26 Kel Sumbersari, Kec Sumbersari, Kabupaten Jember.
(Bangkalan Heboh, Cewek Bejilbab Pamer BH di Jembatan Suramadu Viral di Sosmed)
(Modal Bonek, Zhou Qunfei Akhirnya Jadi Perempuan Terkaya Sedunia, Begini Lika-liku Perjuangannya)
Dari hasil tangkapan itu, polisi lalu mengembangkan kasus dan berhasil menangkap MB beberapa hari kemudian.
Kasat Reskrim Polres Malang Kota AKP Heru Dwi Purnomo mengatakan, setiap kali menjalankan aksinya, masing-masing anak wajib setor Rp 1 juta kepada MB.
Diperkirakan selama setahun menjadi bos jambret kawanan bocah ini, MB menanggung untung hingga puluhan juta.
Uang yang disetor oleh anak-anak itu ternyata dipakai MB untuk membeli sabu-sabu. Sebagai imbalan, para anak buahnya yang masih bocah itu diajak makan sepuasnya dan pesta minuman keras.
“Jadi mereka (anak-anak) yang jadi anak buahnya tidak diberi uang,” ungkap Heru, Kamis (3/8/2017).
(Inilah Kronologis OTT Bupati Achmad Syafii dan Kajari Pamekasan Oleh KPK)
Menurut Heru, anak-anak yang dijadikan jambret rata-rata sudah putus sekolah. Mereka awalnya dibujuk BM untuk ditawari pekerjaan.
Namun MB ternyata malah menyuruh mereka menjambret.
"Agar mau, MB memaksa mereka dengan ancaman pisau," tegasnya.
Saat ini pisau lipat yang digunakan untuk mengancam anak-anak itu sudah diamankan oleh petugas.
(Cukup Bayar Rp 50 Ribu Sekali Kencan, PSK Pasuruan Beri Layanan Istimewa ini ke Pelanggannya)
(Diiming-imingi Mau Dinikahi, Pria Predator Anak ini Setubuhi Siswi Cantik Hingga Melahirkan)
Polisi juga mengamankan motor Honda Beat dan Ponsel merk Oppo F1 milik pelaku sebagai barang bukti.
“Kami masih terus mengembangkan kasus ini, karena dimungkinkan ada korban anak-anak lain,” ucap lelaki asal Trenggalek ini.
Dihadapan penyidik, MB mengaku sudah beraksi di sembilan lokasi wilayah hukum Polres Malang Kota.
Tempat yang disatroni tersebut adalah Sawojajar 2 lapangan dekat Masjid pada Juni dan Juli 2017, dan Sawojajar 1 pada Juni 2017.
(Hanya Divonis 18 Tahun, Perempuan ini Siap Membunuh Dimas Kanjeng)
Lalu Jl Patimura pada Juli 2017, Sukun pada Mei dan Juni 2017, Sawojajar Grafiti pada Mei 2017, serta belakang Pom Bensin Sukun pada Juni 2017.
"Pada bulan Juni lalu, kawanan penjambret anak-anak ini juga beraksi di Alun Alun Kota Malang," terangnya. (Surya/Benni Indo)