Isu Kepala Dindik Madiun Jadi Simpatisan HTI Viral, Bupati Hingga Tentara Langsung Bereaksi Keras
Isu Kadindik simpastisan HTI disebar melalui media sosial ke sejumlah tokoh agama dan langsung jadi viral.
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Mujib Anwar
Ia menuturkan, kabar tersebut sama sekali tidak benar. Sodik menyatakan tidak pernah mengikuti kegiatan ataupun mempelajari detail mengenai HTI.
"Jadi menurut saya itu fitnah, kami nggak pernah mempelajari detail mengenai HTI, pengurus pengurus di Madiun kita nggak tahu seperti apa," sergahnya.
Menurut Sodiq, tidak akan menindaklanjuti kabar atau isu yang kini menjadi viral itu. "Kalau ada yang tanya nanti kami terangkan, bahwa kami nggak ada hubungannya dengan HTI," katanya.
(Memilukan, Beginilah Kronologis Lengkap Tragedi Bocah Tewas Diterkam Anjing Pitbull)
Sementara itu, Bupati Madiun, Muhtarom mengaku sudah mendengar isu tersebut sejak sekitar sebulan yang lalu.
Ia juga sudah mengklarifikasi kepada pihak bersangkutan dan menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar.
"Itu sudah saya klarifikasi, saya sudah dapat lama. Sekitar sebulan yang lalu. Disebut simpatisan, begitu saja. Itu bisa dibuat siapa saja, siapa pun bisa membuat seperti itu kalau cemburu dengan posisi kepala dinas pendidikan. Ndak benar itu, sudah dipanggil pak sekda juga," ucapnya.
Dia memastikan pesan yang kini menjadi viral itu tidak benar dan meminta kepasa warga Kabupaten Madiun agar tidak resah.
(Mantan Teroris dan Bomber ini Dipilih Jadi Pengibar Merah Putih di Lapas Porong)
Sebaliknya, bila ada warga yang mengetahui kegiatan HTI di Kabupaten Madiun, dapat segera menginformasikan kepada pihak terkait.
"Kalau ada, kami sikapi. Kalau ada, informasikan ke kami. Saya punya smsnya, jelas itu hoax," tukas Bupati.
Sementara itu, Komandan Kodim 0803 Madiun, Letkol Inf. Rachman Fikri mengatakan sudah memiliki data warga Kabupaten Madiun yang menjadi anggota maupun simpatisan HTI.
"Saya kira jumlahnya nggak sampai ratusan," katanya.
Mengenai beredarnya kabar adanya pejabat Kabupaten Madiun yang menjadi anggota dan simpatisan pihaknya meminta warga agar tidak berbuat anarkis.
"Bagi yang sudah mengetahui organisasi lain, yang bersebrangan saya minta untuk menghormati dan tidak melakukan anakris. Pembubaran kan tidak bisa dilakukan secara anakris," imbuhnya.
Sementara itu terkait nama-nama yang disebut sebagai simpatisan dan anggota, Fikri mengaku masih akan melakukan pendalaman.
"Kami kan perlu pendalaman lagi, di struktur organisasi memang tertulis, tapi aktif atau tidaknya kita kan tidak tahu,"imbuhnya. (Surya/Rahadian Bagus)