Nggak Cuma Cantik Tapi Juga Berani, Ini Lho 6 Polwan Pertama Indonesia! Kisahnya Menginspirasi!
Sejarah kelahiran Polwan di Indonesia tak jauh berbeda dengan negara lain, yang bertugas dalam penanganan terhadap kasus kejahatan wanita
Penulis: Ani Susanti | Editor: Dwi Prastika
(HUT Polwan Bertepatan Saat Idul Adha, Begini Kesibukan yang Dilakukan Polwan Polrestabes Surabaya)
Sebut saja Polwan Ismi Aisyah yang beberapa waktu viral dan menjadi perbincangan di Indonesia.
Tapi, siapa saja sih Polwan pertama yang ada di Indonesia?
Adanya Polwan pertama di Indonesia berkaitan erat dengan sejarah hari jadinya.
Dilansir dari wikipedia, Polwan di Indonesia lahir pada 1 September 1948, yakni berawal dari Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.
Kala itu, Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) menghadapi Agresi Militer Belanda II, di mana terjadinya pengungsian besar-besaran pria, wanita, dan anak-anak yang meninggalkan rumah mereka untuk menjauhi titik-titik peperangan.
(Usai Salat, Sampah Koran Bekas Hiasi Taman Surya Surabaya, DCKRTH Siapkan Petugas Kebersihan)
Untuk mencegah terjadinya penyusupan, para pengungsi harus diperiksa oleh polisi, namun para pengungsi wanita tidak mau diperiksa apalagi digeledah secara fisik oleh polisi pria.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemerintah Indonesia menunjuk SPN (Sekolah Polisi Negara) Bukittinggi untuk membuka “Pendidikan Inspektur Polisi” bagi kaum wanita.
Setelah melalui seleksi, terpilihlah 6 orang gadis remaja yang semuanya berdarah Minangkabau dan juga berasal dari Ranah Minang.
Keenam gadis remaja tersebut secara resmi tanggal 1 September 1948 mulai mengikuti Pendidikan Inspektur Polisi di SPN Bukittinggi.

Sejak saat itu, dinyatakan lahirlah Polisi Wanita yang akrab dipanggil Polwan.
Keenam Polwan angkatan pertama tersebut juga tercatat sebagai wanita ABRI pertama di tanah air yang kini kesemuanya sudah pensiun dengan rata-rata berpangkat Kolonel Polisi (Kombes).
Mereka adalah Mariana Saanin Mufti, Nelly Pauna Situmoran, Rosmalina Pramono, Dahniar Sukotjo, Djasmainar Husein, dan Rosnalia Taher.

Sayangnya, berdasarkan penelusuran TribunJatim.com, dokumentasi foto mereka kala itu sangat minim dan tak banyak ditemukan.
Selamat Hari Polwan!