Ahsin Wirathu, Biksu yang Disebut Penggerak Serangan Etnis Rohingya, Ini 6 Fakta Mengerikan Dirinya
Ashin Wirathu disebut sebagai biksu penggerak kaum Buddha di Myanmar untuk menyerang Rohingya. Ini 6 fakta mengerikan soal dirinya.
5. Bersuka cita ketika mendengar kabar dibunuhnya seorang pengacara dan aktivis Muslim, Ko Ni
Ko Ni, pengacara dan aktivis hak asasi manusia yang lantang membantu etnis Rohingya ditembak mati di Bandar Udara Internasional Yangon.
Saat itu, Ko Ni baru saja pulang menghadiri workshop di Indonesia.
Kesedihan menimpa sejumlah pemuka agama Buddha di Myanmar pada pemakaman Ko Ni.
(Indria Kameswari, Pegawai Cantik BNN yang Ditemukan Putrinya Tewas, Ini 4 Faktanya, Suami Terlibat?)
Tapi tidak dengan Wiranthu yang justru gembira mendengar kematian Ko Ni akibat dibunuh.
Seperti diberitakan The Irrawady.com, Wirathu berterima kasih kepada sang pembunuh, namun mengucapkan bersimpati kepada keluarga Ko Ni.
Ucapan tersebut dilontarkan Wirathu melalui akun jejaring sosial Facebook miliknya.
Wirathu juga mengancam siapa saja yang menentang draft tentang Protection of Religion and Race, seperti Ko Ni.
Akibat insiden ini, Wirathu dijatuhi sanksi 1 tahun dilarang ceramah di muka umum oleh pemerintah Myanmar.
(Ketagihan Dipakai Saat Manggung, Pemain Organ Keliling Kampung di Surabaya Jadi Pemasok Sabu-sabu)
6. Menyamakan dirinya dengan Donald Trump
Dijauhi pemerintah Myanmar, Wirathu merasa sikapnya divalidasi oleh warga AS yang memilih Donald Trump menjadi presiden.
Dia menarik persamaan antara pandangannya mengenai Islam dengan pandangan presiden terpilih dari Partai Republik itu.
Kampanye Trump dipenuhi retorika dan proposal anti-Muslim, yang termasuk pelarangan Muslim memasuki negara dan meningkatkan pengawasan terhadap masjid-masjid.
Bentuk nyata kebijakan-kebijakannya masih belum jelas.
(Sakit Hati Dikhianati Suami, Ibu 2 Anak Ubah Tubuh Jadi Boneka Seks, Begini Perubahan Dahsyatnya)
"Kita dipersalahkan oleh dunia, tapi kita hanya melindungi rakyat dan negara kita," ujar Wirathu seperti dikutip VOA.
"...Dunia menyebut kita picik. Tapi karena orang-orang dari negara yang merupakan kakek demokrasi dan hak asasi manusia memilih Donald Trump, yang serupa dengan saya dalam memprioritaskan nasionalisme, komunitas internasional tidak akan begitu menyalahkan."
Ia bahkan mengemukakan ide untuk bekerjasama dengan kelompok-kelompok nasionalis di AS.
"Di Amerika, akan ada organisasi-organisasi seperti kita yang melindungi diri dari bahaya Islamisasi. Organisasi-organisasi itu dapat mendatangi organisasi-organisasi di Myanmar untuk mendapatkan saran atau untuk berdiskusi," ujarnya dalam wawancara di biaranya di Mandalay pada 12 November.
"Myanmar tidak begitu perlu mendapat saran dari negara lain. Tapi mereka bisa mendapat ide dari Myanmar."
(Ahok Kirim Surat untuk Najwa Shihab, Tapi Netizen Malah Salah Fokus Sama Tulisannya)
Berita di atas sebelumnya telah dipublikasikan di TribunWow.com dengan judul Ashin Wirathu, Biksu yang Disebut Penggerak untuk Serang Etnis Rohingya Menyebut Indonesia Begini.