Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Top 5 Nasional

Dari Orang Indonesia Pintar Bahas Masalah Tapi Cuma di Whatsapp Hingga Medium Tank Buatan Pindad

Berikut lima berita terpopuler nasional di Tribunnews.com pada Selasa (10/10/2017):

Penulis: Edwin Fajerial | Editor: Edwin Fajerial
TRIBUNNEWS.COM/KOLASE TRIBUNJATIM.COM
Foto lima berita terpopuler Nasional 

Setelah satu hari menginap di IGD, bocah kelas 5 SD itu lalu dipindahkan ke Ruang Kemuning lantai dua rumah sakit tersebut.

3. Sri Mulyani Sempat Bilang kepada Jokowi Indonesia Tak Punya Uang

Saat dipanggil ke Indonesia untuk menjadi Menteri Keuangan RI pada tahun 2016 lalu, Sri Mulyati sempat mengatakan kepada Presiden Jokowi bahwa Indonesia tak punya uang.

"Saya dengar Indonesia banyak duit ke mana itu? Kita tak punya uang pak," kata Menkeu Sri Mulyani, Minggu (8/10/2017) malam di aula Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).

Itu sebabnya setelah menjadi Menkeu, Sri Mulyani mulai melakukan adjustment anggaran ke banyak pos anggaran pemerintah.

"Saya memang kemudian lakukan adjustment, itu bahasa halus. Yang sesunggunya sih pemotongan anggaran. Kita potong sedikit demi sedikit supaya smart ya hati-hati supaya bisa bangkit lagi dan APBN kuat, maka investment grade menjadi baik dan banyak uang masuk lagi. Jadi kita mundur sedikit lalu maju lagi ke depan dengan stronger," kata Sri.

Demikian pula untuk anggaran pariwisata yang dipotong tahun lalu.

"Mudah-mudahan akan jadi baik lagi. Dan saya pesan kepada Menteri Pariwisata Pak Arief agar secara strategic menggunakan anggaran. Kalau tidak bisa tersebar ke mana-mana nanti seperti dana desa beberapa disalahgunakan. Bahkan ada yang dipakai kepala desanya untuk beli rumah pribadinya di kota besar," kata Sri.

Dana desa sebesar Rp 60 triliun dari yang semula zero rupiah.

"Ada kepala desa mendapat 900 juta rupiah, ada yang bahkan dapat 3,5 miliar rupiah per tahun. Mereka kaget. Ini benar uangnya segini? Perlu bangun kemampuan kapasitas yang baik dalam penggunaan anggaran desa tersebut. Akhirnya semua minta pendampingan dan kita juga melalui BPKP melakukan pendampingan supaya bisa memonitor letak penggunaan yang benar dan baik karena uangnya cukup banyak," ujar Sri. 

Menkeu juga menyinggung soal tax treaty dengan Jepang dan semua negara.

"Kita saat ini memang sedang melakukan peninjauan uang mengenai kerja sama perpajakan dengan semua negara bukan hanya Jepang saja supaya tidak merugikan warga negara Indonesia yang ada di luar Indonesia," kta Sri Mulyani.

Sementara itu mengenai Tax Amnesty (TA), Menkeu mengakui saat ini kurang dari satu juta orang terdaftar selama TA dilakukan di masa lalu.

"Setelah TA kita bisa perbaiki penerimaan pajak menjadi lebih 134 triliun rupiah tahun ini dan berusaha tidak jatuh lagi penerimaan pajak. Saat TA dilakukan hanya mendaftar tak lebih dari satu juta orang," katanya.

Jumlah pembayar pajak Indonesia 32 juta orang yang betul-betul bayar pajak punya SPT tak lebih dari 12 juta.

"Jadi sisanya sekitar 20 juta ada yang pendapatan tidak kena pajak (PTKP). Saya yakin masih banyak lagi yang belum mendaftar bayar pajak di Indonesia dan kita lakukan persuasive untuk itu," kata Sri.

Belum daftar dan belum catatkan pajaknya dengan benar termasuk ada satu orang kaya Indonesia yang didengar Sri punya kekayaan 19 triliun rupiah dipindahkan uangnya dari Guernsey ke Singapura.

"Kita bisa cek dengan kerja sama internasional selama ini. Apalagi mulai tahun 2018 mulai dioperasikan pertukaran info bagi 65 negara. Negara parkir uang pasti comply report ke kita di Indonesia. Kita akan lakukan enforcement persuasi dan collection. Kita akan lakukan dengan baik supaya tidak bosan ya," ujar Sri.

Mengenai daya beli menurun, Menkeu akan melakukan examination untuk mengecek semua hal perdagangan tersebut.

"Ada yang naik ritel daya belinya seperti Ace Hardware naik di atas 100 persen tapi juga ada yang menurun seperti Matahari. Kalau konbini seperti Alfamart ya lain lagi. Kita akan cek semua data baik pajak, sales dan lainnya," ujarnya.

Presiden Jokowi dianggap Menkeu sangat terbuka dan percaya keterbukaan dan kompetisi itu bagus.

"Dulu bank kita kumuh, penjaganya setengah tidur, antre tak dilayani. Begitu bank asing masuk mulai berubah semua terjadilah perbaikan. Demikian pula Pertamina, pompa bensin dulu becek, lampu mati atau setengah mati, meteran gak benar, petugas lusuh dan uang ditaruh di sana di kotak lusuh. Tapi begitu Petronas masuk semua berubah. Kita bisa nongkrong, pipis, enak, ngopi dan santai di semua SPBU Pertamina," katanya.

"Jadi kompetisi dan keterbukaan sangat baik termasuk juga bagi perusahaannya menjadikan memiliki attitude yang baik pula," kata Sri.

4. 11 Fakta Perbedaan TNI dan Polri Terkait Senjata SAGL Impor

Terjadi perbedaan pendapat antara TNI dan Polri terkait Senjata Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) yang diimpor Brimob.

Senjata asal Bulgaria ini diimpor oleh PT. Mustika Duta Mas.

Rencananya akan didistribusikan ke Korps Brimob Polri dengan menggunakan Pesawat Charter model Antonov AN-12 TB dengan Maskapai Ukraine Air Alliance UKL-4024.

Sejak kedatangannya di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng pada 29 September lalu, telah mengundang banyak perdebatan mengenai kemampuan atau spesifikasi SAGL tersebut.

Berikut sejumlah fakta perbedaan pandangan antara TNI dan Polri mengenai SAGL:

1. Kakor Brimob Irjen Pol Murad Ismail mengatakan SAGL Kaliber 40 x 46 mm merupakan senjata yang tidak dapat membunuh tapi hanya memberi efek kejut.

2. Masih menurut Kakor Brimob, SAGL Kaliber 40 x 46 mm tidak memiliki kemampuan untuk menghancurkan sesuatu seperti tembok ataupun anti tank.

3. Dijelaskan pula senjata tersebut dapat menggunakan peluru karet, peluru hampa, peluru gas air mata, peluru asap, dan ada juga peluru yang menimbulkan ledakan.

4. Polri menyatakan senjata jenis Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) Kal 40 x 46mm sebanyak 280 pucuk di Soekarno Hatta, sebenarnya sudah ketiga kalinya diadakan. Antaralain pada 2015, 2016, dan sekarang 2017.

5. Namun menurut TNI, sampai saat ini pihaknya tidak memiliki amunisi seperti yang diimpor Mabes Polri yakni 5.932 amunisi untuk arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) Kal 40 x 46 milimeter.

6. Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayor Jenderal Wuryanto mengatakan amunisi tersebut memiliki dua keistimewaan.

7. Kata TNI, setelah meledak, peluru itu kemudian meledak untuk kali kedua dan menimbulkan pecahan tubuh granat berupa logam kecil yang melukai maupun mematikan.

"Granat ini bisa meledak sendiri tanpa benturan setelah 14-19 detik lepas dari laras. Jadi ini luar biasa. TNI sendiri sampai saat ini tidak punya senjata dengan kemampuan jenis itu," kata Wuryanto saat memberikan keterangan pers di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (10/10/2017).

8. Masih berdasarkan Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, amunisi yang dikemas dalam 71 koli itu mempunyai radius mematikan 9 meter dan jarak mencapai 400 meter.

9. Selain itu belum ada aturan sebagai payung hukum agar amunisi tajam tersebut bisa dimiliki selain institusi militer.

10. Inpres No 9 tahun 1976 tentang Pengawasan Senjata Api memuat aturan bahwa senjata untuk nonmiliter di bawah 5,56 militer.

Sementara untuk standar militer adalah di atas 5 milimeter.

Penyimpanan amunisi tajam itu semata-mata untuk menegakkan aturan hingga ada aturan yang baru.

11. Ia jelaskan pula, amunisi yang diimpor dari Bulgaria untuk korps Brimob itu aman selama penyimpanan karena gudang penyimpanan TNI sudah sesuai standar.

5. Medium Tank Buatan Pindad Banyak Dilirik Negara Asing

Medium Tank buatan PT Pindad banyak diminati negara asing.

Sejak diperkenalkan pertama kali pada HUT TNI ke-72 di Cilegon, Banten, sudah ada pemesan sebanyak 100 unit.

"Sudah ada peminat dari luar. Dari dalam saja sudah cukup banyak. Waktu kemarin launching kan pak menteri (Menhan) sempat ngomong kurang lebih awal aja, sudah 100 unit," kata Direktur Utama PT Pindad Persero, Abraham Mose, di Malang, Jawa Timur, Senin (9/10/2017).

Pembuatan Medium Tank merupakan kerjasama antara Republik Indonesia dengan Turki.

"Jadi 50 persennya itu kita membangun sendiri, kemudian Turki membangun sendiri, tapi engineer di Turki bantu membangun," kata Direktur Teknologi dan Suplai PT.Pindad Persero, Ade Bagdja.

Nanti, saat test engineer, Turki akan ikut di Indonesia, sehingga produk tersebut menjadi hasil pengembangan PT Pindad.

"Tetapi begitu kita bicara mass product itu sudah menjadi produk Pindad," ujarnya.

Lanjutnya, selain di Indonesia sudah banyak negara regional lain yang sudah bertanya tentang medium Tank.

"Selain indonesia, negara regional lain juga berminat sudah bertanya itu, karena mereka sudah mendengar pemberitaan hasil produk medium tank kita. Awalnya seratus tapi kebutuhannya jauh lebih banyak," ujar Ade.

Meski telah diminati negara lain, ia tak ingin membocorkan lebih lanjut negara-negara mana saja yang sudah melirik medium Tank.

Menurutnya, pemenuhan medium Tank di Indonesia saja belum terpenuhi.

"Iya normalnya menunggu, tapi yang jelas mereka sudah lihat unjuk kerja dari medium tank kita dan mereka sudah melihat niat baik dari pemerintah kita. Kalau sudah gini kalau pesan belakangan ya dapatnya belakangan. Kita kan nanti akan optimalkan," ujar Ade.

Sebelumnya menjual ke luar negeri, Medium Tank harus melewati beberapa fase dalam proses sertifikasi.

Medium tank di akhir 2017 atau awal 2018 akan diuji seluruhnya.

"Uji mobilitas termasuk uji tembak bagus apa tidak. Setelah itu beres baru tahap sertifikasi. Sertifikasi itu sebuah persayaratan kalau sebuah produk bisa digunakan dan bisa dibeli oleh TNI," kata Ade.

Ditambahkannya, medium Tank pertama kali dikembangkan sejak tahun 2014 dan diharapkan pertengahan 2018 sudah melengkapi dokumen sertifikasi.

"Harapannya pertengahan 2018 kita sudah punya semua dokumen. Untuk pemesanan dilakukan 2018 dan deliverynya dilakukan 2019," kata Ade.

Medium Tank merupakan tank berkapasitas 3 orang dengan berat 35 Ton, kecepatan 70 km/jam, memakai teknologi sistem kewaspadaan mandiri, Hunter killer System, battle management System, proteksi level 5.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved