Jatim Terendam Banjir
731 Pengungsi di Desa Klesem Pacitan Butuh Bantuan
Warga Desa Klesem ini sudah diungsikan sejak Selasa (28/11/2017) pagi, pasca terjadi longsor Selasa (28/11/2017) dini hari.
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, PACITAN - Sebanyak 731 warga Desa Klesem, Kecamatan Kebonagung, Pacitan, Jawa timur yang mengungsi akibat longsor membutuhkan bantuan logistik.
Para pengungsi yang berasal dari Dusun Blimbing, Dusun Tlogo dan Dusun Duren ini juga membutuhkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Warga Desa Klesem ini sudah diungsikan sejak Selasa (28/11/2017) pagi, pasca terjadi longsor Selasa (28/11/2017) dini hari.
Mereka diungsikan di dua lokasi, di SD Klesem 1, Dusun Krajan,Desa Klesem dan sebagian di rumah warga di Dusun Krajan.
Kepala Dusun Blimbing, Muhammad Tohari (50) menuturkan di dusunnya terdapat 64 rumah yang ditempati 100 KK. Seluruh waega Dusun Blimbing mengungsi akibat longsor.
"Semuanya mengungsi ada yang di rumah saudara dan sebagian besar di sini," kata Tohari saat ditemui di posko pengungsian 1 di SD Klesem 1, Dusun Krajan, Desa Klesem, Kecamatan Kebonagung, Pacitan, Kamis (30/11/2017) sore.
Dikatakannya di dusunnya terdapat tiga perempuan yang masih satu keluarga meningal akibat longsor.
"Yang rusak parah dua rumah, tapi ada satu rumah meningal satu keluarga tiga orang perempuan semua, ibu, anak, dan cucu," katanya.
Ketiga korban bernama Temu (57), Siti Kamilah (22), dan Fitri (3) ditemukan sudah meninggal di dalam rumahnya. Sementara itu, suami Siti Kamilah selamat dari longsor, karena saat kejadian tidam berada di rumah.
"Yang selamat cuma kepala keluarganya, Pak Soimin," kata Tohari.
Saat ini, ketiga jenazah sudah dimakamkan. Sementara itu, Soimin, mengungsi di rumah kerabatnya.
Dia menuturkan, longsor terjadi pada Selasa (28/11/2017) sekitar pukul 02.00. Waktu itu, tiba-tiba hujan deras dan terjadi longsor.
"Waktu itu, tiba-tiba hujan deras. Lalu tiba-tiba ada longsor," katanya.
Dia mengatakan, meski cuma dua rumah yang menhalami kerusakan parah akibat longsor, namun warga tidak berani kembali ke rumahnya masing-masing karena takut rumahnya longsor.
"Seluruh warga di Dusun Blimbjng terancam pindah karena rata-rata, tanah di sebelah rumahnya longsor," terangnya.
Dia mengatakan, baru hari ini warga yang mengungsi mendapatkan bantuan. Sebab, Rabu (29/11/2017) jalur Pacitan-Trenggalek masih tertutup longsor sehingga tidak dapat dilewati.
"Bantuan baru datang hari ini," katanya.
Sehari sebelumnya, para pengungsi hanya makan, nasi bingkus sebanyak dua kali dari bantuan desa setempat.
Saat ini, kata Tohari, pengungsi membutuhkan penerangan karena listrik padam. Selain itu, juga air bersih, tikar,selimut, baju, dan makanan.
Seorang pengungsi Misrotin (27) mengaku membutuhkanair bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Sudah tiga hari ini, ia bersama dua anaknya yang masih berusia dua tahun dan sepuluh tahun tinggal di pengungsian.
"Butuh lampu (penerangan), air, makanan, tikar," katanya.
Ia mengaku kesehatannya juga mulai terganggu. Ia mengaku masih takut, dan masih sering pusing akibat trauma.
"Masih sering pusing. Trauma kalau sudah tidak ada matahari," katanya.
Perangkat Desa Klesem, Erna Setiawati, mengatakan data Rabu (29/11/2017) malam, terdapat 731 pengungsi. Namun, diperkirakan verrambahbsekitar 100 orang pada hari ini.
"Data tambahan pagi ini, ada sekitar 100 orang. Tapi belum kami catat jumlah pastinya," katanya.
Ricuh, Penyerahan Bantun API Ramah Lingkungan Ditolak Ratusan Nelayan Lamongan
Dari 731 pengungsi, 58 orang balita, dewasa 625 orang, dan lansia 48 orang. Dia mengatakan, di Desa Klesem terdapat 103 rumah yang tak bisa dihuni, dengan jumlah 650 jiwa.
Dia berharap, pemerintah setempat dapat segera memberikan bantua pasca dibukanya jalur Pacitan-Teenggalek.
Beberapa kebutuhan yang diperlukan di antaranya gas elpiji untuk bahan bakar, baju, selimut, kasur, dan makanan.
Untuk diketahui, di Dusun Duren,Desa Klesem masih terdapat empat orang yang dilaporkan hilang akibat longsor,namun belum ditemukan. Desa Klesem, Kecamatan Kebonagung, merupakan lokasi paling parah akibat bencana longsor, Selasa (28/11/2017). (Surya/Rahadian bagus)