Septic Tank Maut
Kesal Lihat Nyawa Anak dan Cucunya Jadi Tontotan Warga, Kakek ini Lalu Bertindak Nekat nan Heroik
Kakek ini tak kuasa menahan tangis saat mengingat kisah meninggalnya dua anak dan satu cucunya, secara mengenaskan, hingga ...
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Mujib Anwar
Mata Jamil pun berbinar. Ia menceritakan kronologis awalnya. Ia tidak tahu bahwa anaknya Suparno ini dan Junaedi akan membuat septic tank baru.
Ia sebagai orang tua tidak pernah diajak cerita sampai terjadi kejadian seperti ini. "Saya gelo (Kecewa) kenapa saya tidak diajak cerita atau rundingan kalau mau membuat septic tank ini," papar dia.
Setelah itu, ia mengaku saat kejadian sekira pukul 09.00 WIB, ia sedang menjaga portal pintu di dekat rumah anaknya itu.
Sekadar diketahui, desa ini merupakan desa yang dilewati truk sirtu dari beberapa tambang di kawasan perbukitan Gunung Prau. Jadi, wajar banyak portal dari warga yang selalu dijaga.
Ombudsman Jatim Banjir Laporan Sepanjang 2017, Masalah Kepolisian Masih Mendominasi
Saat menjaga portal, ia mendengar ada orang tenggelam di dalam galian. Pertama, ia tidak menghiraukannya.
Ia tetap melanjutkan pekerjaannya. Tak lama, ia mendengar kabar bahwa yang tenggelam adalah Suparno, anaknya. "Seketika itu saya langsung letakkan kotak portal jalan truk sirtu dan berlari ke lokasi itu," ungkapnya.
Pikirannya pun kacau kala itu. Ia melihat banyak orang tapi tidak berbuat. Lantas , ia mengambil tali tampar dan timba yang biasa digunakan untuk memgambil air dari sumur.
Dia masukkan tali itu ke dalam galian septic tank yang membuat anaknya tenggelam.
Ia kaitkan tali ke tangan warga setempat. Ia minta warga untuk menahan kuat tali itu. Selanjutnya, ia pun turun secara perlahan menggunakan timba sebagai alas duduk.
Tak lama ia sudah tiba di dasar galian. Ia masuk ke dalam air yang dipenuhi dengan kotoran itu.
Polisi Tak Bisa Visum dan Otopsi Tiga Korban Septic Tank Maut, Penyebabnya Tak Terduga
Dirinya berusaha kuat dan tahan nafas. Kata dia, baunya sangat tidak enak sekali. Dibuat nafas, itu susah. Bahkan, sampai sekarang bau menyengat itu masih terasa.
"Baunya tidak enak. Tapi demi anak, saya kuat-kuatkan itu. Saya tahan nafas dan mulai mencari anak saya. Saya sampai ke bawah ini, tubuh anak saya sudah tidak ada," jelasnya.
Ia lantas menyelam dan mencari tubuh anaknya. Selanjutnya, ia menemukan tubuh anaknya Suparno, dan disusul Junaedi, cucunya.