Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Cetak Gol Bunuh Diri Saat Main Bola, Kemaluan Bocah SD Jadi Sasaran Temannya, Begini Nasibnya Kini

Ingat bocah SD di Kediri yang ditendang kemaluannya usai cetak gol bunuh diri? Begini nasibnya sekarang

Penulis: Didik Mashudi | Editor: Januar
SURYA/DIDIK MASHUDI
SDN Pakunden 1, Kota Kediri tempat korban dan pelaku bersekolah, Sabtu (27/1/2018). 

TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Beberapa waktu lalu, seorang bocah SD mengalami kondisi yang mengerikan saat bermain bola.

Gara-gara melakukan gol bunuh diri saat pertandingan sepak bola, menjadi penyulut penganiayaan yang menimpa T (12), siswa SDN Pakunden 1 Kota Kediri.

Akibatnya, korban sampai mengalami lumpuh dan harus menjalani rawat inap di Ruang ICU RS Bhayangkara.

Kondisi korban saat ini mengalami gangguan syaraf setelah kemaluannya ditendang rekan-rekannya saat bermain bola di halaman sekolah.

Baca: Ternyata, Penyawer Purel Bertelanjang Dada di Karaoke Tulungagung Juga Pelajar

Selain lemas, korban juga sulit berbicara secara normal.

Menyusul kejadian ini, Kantor Dinas Pendidikan Kota Kediri telah melakukan pendampingan kepada korban dan para pelaku. Ada psikolog yang telah memberikan bimbingan konseling.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar Kantor Dinas Pendidikan Kota Kediri Chevy Ning Suyudi menjelaskan, dari hasil penelusurannya kasus kekerasan ini bermula dari main bola antara pelaku dan korban di halaman sekolah.

"Saat bermain bola, korban malah membuat gol bunuh diri sehingga menjadi sasaran penganiayaan rekan-rekannya. Ada yang memukul dan menendang mengenai kemaluannya," ujarnya kepada Surya, Sabtu (27/1/2018).

Baca: Ternyata, Penyawer Purel Bertelanjang Dada di Karaoke Tulungagung Juga Pelajar

Dijelaskan Chevy, sebenarnya masalah ini telah diselesaikan pihak sekolah, korban dan pelaku telah berdamai.

Namun korban ternyata mengalami trauma luka, sehingga tubuhnya demam hingga harus dirawat di Ruang ICU.

Dari keterangan guru dan orangtua korban, kejadiannya berlangsung hari Kamis (18/1/2018) lalu, saat jam istirahat di halaman sekolah.

Namun beberapa hari setelah kejadian korban baru merasakan kesakitan dan demam.

Baca: Fase Penyisihan Hampir Berakhir, Ini 7 Tim yang Dipastikan Lolos Perempat Final Piala Presiden 2018

Sehingga orangtuanya pada Selasa (23/1/2018) membawa ke RS Bhayangkara. Karena kondisi makin parah, Jumat (26/1/2018) dinihari masuk Ruang ICU.

Dari keterangan orangtua korban, salah satu dari ketiga pelaku yang memukul dan menendang pernah memalak atau meminta uang secara paksa kepada korban.

Namun kejadian itu sudah berlangsung agak lama.

Chevy mengharapkan penanganan kasus kekerasan dengan korban dan pelaku masih anak-anak oleh petugas kepolisian berlangsung secara kondusif.

Baca: VIDEO: Detik-detik Pria Selamatkan Nenek yang Terjebak di Danau Beku, Aksinya Patut Diacungi Jempol

Sementara petugas Unit PPA Polresta Kediri telah melakukan pemeriksaan terhadap pelaku yang didampingi orangtua dan pendamping psikolog.

Pemeriksaan dilakukan di rumah salah satu warga Kelurahan Pakunden usai pulang sekolah.

Mengingat para pelaku masih di bawah umur, pemeriksaan yang dilakukan petugas Unit PPA tidak dilakukan secara formal tapi sambil duduk lesehan di rumah warga.

Kasat Reskrim Polresta Kediri AKP Ridwan Sahara saat dikonfirmasi menjelaskan, petugas telah memeriksa 5 anak sebagai saksi. Ke 5 anak ini yang ikut bermain bola bersama korban.

Baca: Begini Pesan Kapolda Jawa Timur pada Peserta Seleksi Pendidikan Pengembangan Umum Polri di Jatim

Terkait pemicu pemukulan dan tendangan yang menimpa korban saat ini masih diselidiki.

"Petugas masih terus melakukan penyelidikan," jelasnya.

Sejauh ini masih belum ada tersangka kasus kekerasan dengan korban dan pelaku masih anak-anak. Baik korban dan pelaku teman satu kelas.

Baca: Permintaan Penerbangan di Bandara Abdul Rachman Saleh Meningkat, Tapi Danlanud Membatasi, Kenapa?

Begini Nasibnya Sekarang

T (12) pelajar SDN Pakunden 1 Kota Kediri yang menjadi korban penganiayaan rekan-rekannya diduga terkena virus.

Penyakitnya diketahui setelah korban dirujuk ke RS Dr Sutomo, Surabaya.

Chevy Ning Suyudi, Kabid Pendidikan Dasar Kantor Dinas Pendidikan Kota Kediri menjelaskan, diagnosa awal memang korban terkena virus yang menyebabkan kondisinya semakin lemah.

"Kami sekarang masih menunggu hasil diagnosa menyeluruh dari kondisi korban. Virus itu yang menyebabkan kondisinya lemah," jelasnya kepada Surya, Senin (29/1/2018).

Baca: Permintaan Penerbangan di Bandara Abdul Rachman Saleh Meningkat, Tapi Danlanud Membatasi, Kenapa?

Dijelaskan Chevy, korban dirujuk ke RS Dr Sutomo pada Sabtu (27/1/2018). Kondisi korban butuh penanganan dan perawatan khusus.

"Korban dirujuk ke RS Dr Sutomo yang memiliki peralatan medis lebih lengkap," ungkapnya.

Tim pendamping dari Diknas Kota Kediri telah membesuk T yang saat ini dalam perawatan intensif di ICU RS Dr Sutomo.

Untuk pembiayaan selama perawatannya bakal mendapatkan bantuan Pemkot Kediri. Selama perawatan korban ditunggu kedua orangtuanya.

Sementara Unit PPA Polresta Kediri terus memeriksa sejumlah saksi.

Jika dugaan semula korban dikeroyok 3 anak, dari hasil keterangan diperkirakan korban dikeroyok 5 anak.

Malahan petugas telah meminta keterangan 7 anak teman sebaya korban.

Pemeriksaan anak-anak ini juga didampingi psikolog dan petugas dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Kediri.

Diberitakan sebelumnya, T saat bermain bola di halaman sekolah bersama teman-temannya melakukan gol bunuh diri.

Akibatnya, korban menjadi sasaran kemarahan teman temannya dengan memukul dan menendang. Salah satu tendangan mengenai kemaluannya.

(dim)

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved