Pengakuan Ayam Kampus, Sering Layani PNS Karena Ketagihan Tapi Paling Ogah Diajak di Tempat Ini
Tak disangka, satu di antara pelanggan para ayam kampus adalah para PNS. Mereka ternyata ketagihan dengan layanan tersebut.
Ada yang PNS atau ASN, pengusaha dan profesional di Kota Semarang.
Tentu saja alasannya karena mereka ketagihan.
Serupa dengan penuturan itu, beberapa pengguna jasa ayam kampus juga merasa senang.
Karena mereka beranggapan bahwa mahasiswi lebih berkelas, membanggakan, memuaskan dan imej tidak murahan.
Baca: Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dokter pada Calon Perawat Berlanjut, Polda Jatim: Ada Perbedaan SOP
"Yang saya rasakan lebih sopan, kalau diajak ngobrol juga enak, nyambung gitu," kata pria itu.
Pria hidung belang yang berduit, pilih ayam kampus karena lebih muda, lebih bersih, terjaga kesehatannya dan bisa jaga rahasia.
Itu yang penting.
Nyambung diajak ngobrol dan nggak memalukan jika diajak jalan.
Baca: 5 Polemik Hubungan Kriss Hatta dan Hilda Vitria dari Pernikahan Palsu hingga Perselingkuhan
Pengguna ayam kampus lain, Rian (nama samaran) berujar, semula sempat bimbang memesan jasa pekerja seks komersial (PSK) mahasiswi melalui media sosial. "Takutnya kena tipu aja sih," ujarnya.
Meski demikian, warga Banyumanik, Kota Semarang itu menyatakan, rasa penasarannya semakin menjadi, terlebih saat melihat profil foto sang mahasiswi yang menarik.
Dia memperlihatkan foto yang dimaksud dalam media Twitter.
Tampak gambar perempuan berswafoto mengenakan baju kuning.
Pose fotonya tampak menggoda. Bagian mata perempuan itu disensor.
"Doi (perempuan itu-Red) buka Rp 800 ribu, exclude (belum termasuk) tarif hotel sih. Katakanlah sejuta lebih dikit lah," ungkapnya.
Baca: Mau Kuteksmu Bisa Tahan Lama? Jangan Lupa Lakukan 5 Hal Ini Ya! Gampang Banget Ternyata
Dikatakannya, untuk pesan ayam kampus nggak sulit. Cukup searching di medsos. Bisa melalui komunitas atau grup rahasia di facebook (fb), bisa juga melalui twitter. Setelah menemukan target yang diinginkan, jalin komunikasi melalui jaringan pribadi (japri). Biasanya bermula dari mengirim dan berbalas pesan melalui inboks akun sosmed, kemudian lanjut di WA. Tawar menawar harga pun terjadi dan lanjut di kamar hotel.