Mekanisme Grup MCA dalam Memproduksi dan Menyebarkan Postingan Provokatif serta Hoax
Muslim Cyber Army alias MCA menjadi grup di media sosial yang cukup banyak disoroti. Siapa sangka kelompok ini punya mekanisme yang cukup rapi.
Mereka juga berkomunikasi melalui grup tertutup pada aplikasi Telegram dan WhatsApp.
Penggunaan aplikasi itu agar komunikasi mereka tidak terpantau.
"Agar tidak terdeteksi aparat kepolisian, penyidik, mereka menggunakan aplikasi Zello, Telegram, dan Facebook secara tertutup," kata Fadil.
Buru konseptor MCA Polisi masih mengincar beberapa anggota inti Muslim Cyber Army yang masih bersembunyi.
Salah satunya berinisial TM yang juga anggota grup The Family MCA.
"Yang belum tertangkap berinisial TM, dia wanita. Sebagai konseptor dan member grup," kata Fadil.
Fadil mengatakan, TM merupakan otak di balik konten-konten yang dihasilkan MCA.
Grup inti tersebut bertugas mengatur dan merencanakan berita untuk diviralkan secara struktur.
Konten-konten yang pernah diviralkan MCA meliputi kebangkitan Partai Komunis Indonesia, penganiayaan ulama, hingga penghinaan tokoh-tokoh negara.
Fadil menduga TM telah mengganti nama akun media sosial untuk lari dari kejaran polisi.
Namun, Fadil memastikan dengan mudah polisi bisa menemukannya.
Sebelum ditangkap, Fadil mengimbau agar TM menyerahkan diri saja.
"Kepada TM dan kawan-kawan kalah masih mau bermain, silakan. Tapi saya mengimbau supaya menyerahkan diri dengan enam orang kawannya yang lain," kata Fadil.
(Kompas.com - Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengintip Kerja The Family MCA, Produsen Hoaks dengan Ratusan Ribu Anggota"