6 Hal Penting soal Kanker Tiroid yang Diderita Probosutedjo, Kenali Gejala dan Penurunan Risikonya
Probosutedjo meninggal akibat faktor usia dan penyakit kanker tiroid yang telah dideritanya selama 20 tahun.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM - Pengusaha sekaligus adik dari presiden kedua RI Soeharto, Probosutedjo, meninggal pada usia 87 tahun pukul 07.00 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana, Jakarta, Senin (26/3/2018).
Anak keempat Probosutedjo, Rindang Sari Kurniawati, menuturkan bahwa ayahnya meninggal akibat faktor usia dan penyakit kanker tiroid yang telah dideritanya selama 20 tahun.

"Beliau sudah 20 tahun menderita penyakit kanker tiroid, sejak sekian lama berjuang. Kami mohon doanya untuk beliau, terima kasih," ujar Wati, sapaan akrabnya, dalam konferensi pers di kediaman Probosutedjo, Jalan Diponegoro Nomor 20, Jakarta Pusat, Senin (26/3/2018).
(Probosutedjo Meninggal di Tanggal Soeharto Dilantik Jadi Presiden dan Pelawak Timbul Berpulang)
Penyakit kanker tiroid juga pernah diderita oleh artis cantik Rachel Amanda.
Pemain film "The Nekad Traveler" itu mengaku terserang kanker tersebut sekitar empat atau lima tahun lalu.
"Aku sakitnya (kanker) tiroid karena aku kemarin keracunan yodium," ujar Rachel, Senin (21/8/2017) malam, dikutip dari Kompas.com.
Saat itu, berat badan Rachel menurun drastis.
Ia juga menjadi sering berkeringat, detak jantungnya lebih kencang, dan jadi mudah lelah serta mengantuk.
(Teman Duet Lucinta Luna Bikin Video Sindiran, Yang Diucapkan Si Pria Jadi Sorotan, Netizen: Halu)
Beruntung, kini hal itu tak lagi ia rasakan.
Dara kelahiran 1 Januari 1995 itu mengaku sudah terbebas dari sel kanker setelah menjalani operasi pengangkatan kelenjar tiroid pada tahun 2014.
TribunJatim.com merangkum fakta-fakta terkait kanker tiroid:
1. Fungsi tiroid
Kanker tiroid adalah pertumbuhan sel abnormal yang terjadi di dalam kelenjar tiroid.
Tiroid adalah kelenjar berbentuk kupu-kupu yang terletak pada bagian depan leher.
(Mengenang Sosok Probosutedjo, Adik Presiden Soeharto, Pengusaha Sukses Orde Baru yang Dikenal Kritis)
Kelenjar ini mengeluarkan hormon-hormon yang mengatur metabolisme, pertumbuhan, suhu tubuh, denyut jantung, tekanan darah, berat badan, dan lainnya.
2. Berisiko tinggi pada wanita

Kanker tiroid adalah salah satu jenis penyakit yang jarang terjadi.
Dilansir dari laman Alo Dokter, kondisi ini umumnya terjadi pada orang yang berusia antara 35-39 tahun dan usia 70 tahun ke atas.
Wanita memiliki risiko kanker tiroid tiga kali lipat lebih besar dibandingkan pria.
(Gadis 7 Tahun ini Rela Kerja Jadi Cosplayer Annabelle, Kisah di Balik Perjuangannya Bikin Terenyuh)
3. Gejala
Pada tahapan awal, kanker tiroid jarang menimbulkan gejala, bahkan cenderung tidak ada sama sekali.
Namun, jika sudah memasuki tahap lanjutan, kanker tiroid seringkali ditandai dengan munculnya benjolan atau pembengkakan pada bagian depan leher, lebih tepatnya di bawah jakun, dan biasanya tidak terasa sakit.
Ada beberapa gejala lain yang muncul setelah kanker memasuki stadium lanjutan, di antaranya sakit tenggorokan, kesulitan dalam menelan, suara menjadi serak dan tidak membaik setelah beberapa minggu.
Selain itu juga akan ada rasa sakit pada bagian leher, pembengkakan kelenjar getah bening di bagian leher.
(Tak Seeksis Dulu, Didi Riyadi Bawa Kabar Duka, Foto dan Video ini Bikin Netizen Ramai Berdoa)
Perlu diketahui, tidak semua benjolan yang muncul pada kelenjar tiroid disebabkan oleh kanker tiroid.
Sebagian besar pembengkakan kelenjar tiroid disebabkan oleh kondisi yang dikenal dengan istilah penyakit gondok.
4. Penyebab
Penyebab pasti kanker tiroid masih belum diketahui, tapi terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini.
Di antranya mengalami gangguan tiroid, riwayat kesehatan keluarga, kelainan genetik, tinggi dan berat badan, gangguan pencernaan, jenis kelamin dan banyak lagi.

5. Pengobatan
Dilansir dari TribunWow, ada beberapa cara yang dapat dijalankan guna mengobati kanker tiroid.
Pertama ada pengangkatan kelenjar tiroid, lalu terapi pengganti hormon, pengaturan kadar kalsium, perawatan iosium radioaktif, radioterapi eksternal, dan kemoterapi.
6. Teh chamomile bisa turunkan risiko

Selain memberi efek menenangkan, teh chamomile juga dapat membantu mengurangi risiko kanker tiroid.
Dilansir dari Kompas.com, kesimpulan tersebut diperoleh dari studi yang dilakukan terhadap penduduk Athena, Yunani.
Dari wawancara yang dilakukan oleh para periset terkait gaya hidup, kebiasaan makan dan minum, dijumpai bahwa mereka yang mengonsumsi lebih banyak teh chamomile dalam waktu lama, jarang mengalami pertumbuhan tumor jinak atau keganasan tiroid.
(Dua Tahun Vakum, Sub Unit Pertama EXO Konfirmasi akan Rilis Album Kedua)
"Studi ini memang tidak membuktikan teh mencegah kanker, tetapi menambah bukti yang menunjukkan manfaat kesehatan potensial dari diet Mediteranian yang mencakup banyak konsumsi ikan, sayur segar, lemak sehat, serta teh," urai Dr Athena Linos, peneliti kesehatan lingkungan dari Prolepsis, Yunani.
Selain teh chamomile, para peneliti juga melihat hubungan antara kanker tiroid dengan konsumsi dua teh herbal populer lainnya di Yunani, yaitu teh sage dan teh campuran yang dikenal sebagai teh gunung.
Meski menurunkan kemungkinan keganasan, hubungan kedua teh tersebut tidak sekuat seperti teh chamomile.
(Kombinasi Telur dan Sirup hingga Kopi dan Mentega, Ini 5 Sarapan Unik di Dunia yang Ternyata Lezat)
"Teh herbal, kemungkinan membantu melindungi terhadap kanker atau penyakit lain karena adanya komponen yang berkaitan dengan antioksidan dan khasiat antiinflamasi seperti polifenol dan flavonoid," terang Dr Betul Hatipoglu, endokrinolog di Cleveland Clinic, Ohio.
Namun tetap, gaya hidup menjadi hal menyeluruh yang perlu dipertimbangkan.
Besar kemungkinan, mereka yang mengonsumsi teh herbal juga lebih aktif dan menyantap makanan lebih sehat.
Yuk subscribe YouTube Channel TribunJatim.com