Kisah Tragis Bayi Calista Usai Jadi Pelampiasan Amarah Ibunya, Penyesalan Pelaku Datang Terlambat
Balita berumur 15 bulan bernama Calista dianiaya oleh ibunya sendiri, Sinta (27). Kondisi akhirnya tragis.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Agustina Widyastuti
TRIBUNJATIM.COM - Sebuah kasus penganiayaan terhadap anak terjadi di Karawang beberapa waktu lalu.
Balita berumur 15 bulan bernama Calista dianiaya oleh ibunya sendiri, Sinta (27).
Awalnya, Calista diduga dianiaya oleh pacar ibunya.
Joko Susilo Ingin Arema FC Benahi Mental Pemain usai Dapatkan Hasil Imbang Kontra Mitra Kukar
Sinta yang tinggal di rumah pacarnya di Kampung Iplik, Desa Mekarjati, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, itu mengatakan melihat Calista digigit di bagian dada.
Menurut Sinta, sang pacar khawatir tangis Calista akan membuat berisik orangtuanya yang saat itu tengah tidur.
Namun, setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut, polisi malah menetapkan ibu kandung Calista sebagai tersangka.
Motif penganiayaan yang dilakukan Sinta ini karena tekanan ekonomi.
Sinta melakukan kekerasan pada anakanya sendiri sebagai pelampiasan kekesalan.
Hadapi AC Milan, Juventus Terpaksa Tak Diperkuat Dua Pemain Andalannya
Sinta mengaku dia adalah orang tua tunggal dari bayi Calista.

Calista dirawat di RSUD Karawang sejak 10 Maret 2018.
Bayi berusia 15 bulan itu mengalami luka di sekujur tubuhnya.
"Hasil visum menunjukkan luka kekerasan fisik secara berkepanjangan. Tersangka (Sinta) juga mengakui perbuatannya," ujar Kapolres Karawang AKBP Hendy Febrianto Kurniawan, Kamis (22/3/2018).
Tunggal Rogo Mandiri Bersatu, Lingkar Wilis Jadi Target Khofifah-Emil Bentuk Ekonomi Kuat
Calista juga diketahui mengalami infeksi di bagian kornea mata.
Polisi menyebutkan luka ini terjadi akibat sang ibu membenturkan Calista ke dinding, namun Calista terjatuh ke rak piring.
Case Manager PICU RSUD Karawang Nia Kaniasari mengatakan, meski detak jantung masih ada, reflek Calista cenderung menurun.
"Kondisi pasien (Calista) yang sepenuhnya mengandalkan alat bantu pernapasan tidak memungkinkan dilakukan CT scan," kata Nia dikutip dari Kompas.com.
Nia juga menduga terjadinya peradangan otak sehingga Calista belum sadarkan diri.
5 Fakta Arseto Pariadji, Penyebut Undangan Nikah Anak Jokowi Dijual Rp 25 Juta, No 4 Gaya Hidupnya
Sekitar dua pekan berlalu sejak dirawat, kondisi bayi Calista belum juga mengalami kemajuan.
Dilansir dari Kompas.com, pada Sabtu (24/3/2018), ia masih harus mengandalkan alat bantu pernapasan.
Hingga pada Minggu (25/3/2018), bayi Calista meninggal dunia di RSUD Karawang.
Humas RSUD Karawang Ruhimin mengungkapkan, Calista meninggal dunia pada pukul 09.55 WIB karena kondisinya semakin memburuk.
"Dari datang ke RSUD Karawang Calista hanya mengandalkan alat bantu pernapasan. Dua hari terakhir hingga detik akhir terus mengalami penurunan. Detak jantungnya sudah tidak ada," tambahnya.
Teman Duet Lucinta Luna Bikin Video Sindiran, Yang Diucapkan Si Pria Jadi Sorotan, Netizen: Halu
Candra Hidayat, paman Calista mengatakan, kondisi Calista semakin memburuk.
Dokter rumah sakit sudah berusaha mengambil tindakan.
"Dokter kemudian mengatakan Calista sudah tidak bisa ditolong," ucapnya.
Ia mengaku kehilangan sosok bocah periang tersebut.
"Kami sangat kehilangan keriangannya, kelucuannya," katanya.
Calista akan dimakamkan di TPU di Kampung Jatirasa Barat, RT 004 RW 001, Desa Karangpawitan, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang.
Pria Paruh Baya Tewas Mengapung di Sungai Dekat Jalan Kebraon Kali, Awalnya Hendak Cari Daun Sukun
Penyesalan Sang Ibu
Unit PPA Polres Karawang mempertemukan Sinta dengan jenazah Calista di rumah duka.
Perempuan 27 tahun itu berteriak histeris setelah mendapati putrinya sudah tak bernyawa.
Tangisnya pecah, ia pun memeluk jenazah Calista yang ditutupi kain batik berwarna coklat.
Tiga Hukuman dari FIFA Ini Mengancam Dua Tim Indonesia yang Tunggak Gaji Pemain
"Dia kaget dan menangis saat kami kasih kabar anaknya meninggal," ujar Kanit PPA Polres Karawang, Ipda Herwit Yuanita, dikutip dari Kompas.com.
Herwit mengatakan, saat diperiksa sebagai tersangka, Sinta sangat menyesali perbuatannya.
Bahkan, sebelum dinyatakan sebagai tersangka pada Kamis (22/3/2018), Sinta kerap menangis.
"Sejak diperiksa kerap menangis. Bahkan saat di rutan, Sinta susah makan dan sempat tidak enak badan," tambahnya.
Duka Keluarga
Keluarga Calista mengaku kehilangan kelucuan dan keriangan bocah korban penganiayaan di Karawang itu.
Kasus Perawat di National Hospital, Ikatan Dokter Indonesia: Kita Harus Bela Anggota Kita
Kini, bocah malang tersebut telah tiada.
"Kami kehilangan kelucuannya, keriangannya, dan semuanya," ujar Candra Hidayat (27), saudara kembar Sinta (ibunda Calista), di rumah duka, Kampung Jatirasa Barat, RT 004 RW 001, Kelurahan Karangpawitan, Kecamatan Karawang Barat, Minggu (25/3/2018).
Candra mengaku terakhir bertemu Sinta dan Calista dua bulan lalu dalam kondisi sehat.
9 Foto Anak Master Limbad Cecilia Gina Waktu Lagi di Pantai, Nggak Kalah Bersinar dari Matahari!
Sekitar dua bulan lalu, kata Candra, Sinta mengirim pesan kepada istrinya untuk pamit hendak menginap di rumah neneknya.
Akan tetapi, Sinta kemudian membawa Calista pergi.
"Kami sudah berusaha mencari, tetapi tidak ketemu," tuturnya.
Yuk subscribe Channel TribunJatim.com lainnya:
YouTube:
Instagram: