Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Mengenang Sosok Marsinah, Pahlawan Buruh Indonesia yang Tewas Mengenaskan, Kisahnya Bikin Pilu!

Marsinah dikenal sebagai wanita yang memperjuangkan hak-hak kaum buruh. Berikut beberapa fakta tentang Marsinah.

Penulis: Pipin Tri Anjani | Editor: Agustina Widyastuti
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Sejumlah buruh melakukan aksi renungan mengenang kematian Marsinah dan Sebastian di Kawasan Berikat Nusantara, Cakung, Jakarta Utara, Jumat (8/5/2015). 

TRIBUNJATIM.COM - Hari ini, Selasa (1/5/2018), diperingati sebagai Hari Buruh Internasional.

Hari Buruh atau disebut May Day ini pun dilaksanakan di Indonesia.

Bahkan sejak 2013 silam, 1 Mei diresmikan sebagai Hari Libur Nasional.

Jika membahas tentang Hari Buruh, tentunya akan mengingat tentang sosok wanita satu ini.

Ia adalah Marsinah.

Sering Tampil Misterius, Penampakan Rumah Roy Kiyoshi Akhirnya Terungkap, Perhatikan Ruang Ibadahnya

Marsinah dikenal sebagai wanita yang memperjuangkan hak-hak kaum buruh.

Sosoknya yang begitu vokal dan berani, serta berupaya melepaskan diri dari jeratan kapitalisme di tempat kerjanya, PT Catur Putra Surya (CPS), Sidoarjo.

Dikutip dari Wikipedia dan sumber lainnya, berikut beberapa fakta tentang Marsinah.

1. Asal Nganjuk

Marsinah merupakan wanita asal Nganjuk, Jawa Timur.

Ia lahir di Nglundo, Nganjuk pada 10 April 1969.

Rayakan Anniversary, J.CO Punya Promo Menggiurkan Lho, Beli 2 Lusin Donat Cuma Rp 100 Ribu!

2. Buruh PT Catur Putera Surya

Marsinah adalah salah seorang karyawati PT Catur Putera Surya yang aktif dalam aksi unjuk rasa buruh.

Ia bekerja untuk PT Catur Putera Surya (CPS) yang berlokasi di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

Namun, tempat kerjanya tersebut menolah menaikkan upah para buruh.

Padahal di awal tahun 1993 saat itu, pemerintah telah mengeluarkan surat edaran Gubernur Jawa Timur No. 50/Th. 1992 tentang imbauan kepada pengusaha untuk menaikkan kesejahteraan karyawannya dengan kenaikan gaji sebesar 20% gaji pokok.

Inilah 10 Tuntutan Buruh di Kota Malang, Tolak Pekerja Asing, Tuntut Adili Pengusaha, Hingga . . .

3. Jadi juru runding

Merasa tak terima, bersama rekan-rekannya Marsinah membahas terkait surat edaran ini dan menuntut perusahaannya untuk memenuhi hak mereka.

Keterlibatan Marsinah dalam aksi unjuk rasa tersebut antara lain terlibat dalam rapat yang membahas rencana unjuk rasa pada tanggal 2 Mei 1993 di Tanggulangin, Sidoarjo.

Karyawan PT CPS berunjuk rasa pada tanggal 3 dan 4 Mei 1993 untuk menuntut kenaikan upah dari Rp 1.700 menjadi Rp 2.250.

Marsinah diberi kepercayaan oleh rekan-rekannya menjadi juru runding dengan perusahaan terkait tuntutan yang diharap setelah sempat mogok kerja total.

Jadwal Kick Off Persebaya Vs Arema FC Dimajukan

4. Hilang

Gerakan buruh ini dianggap menghasut sehingga terjadi unjuk rasa.

Sebanyak 13 orang buruh PT CPS pun diciduk militer dan digiring ke Komando Distrik Militer (Kodim) Sidoarjo.

Mendengar hal tersebut, Marsinah langsung mengunjungi markas untuk mengetahui keadaan rekan-rekannya.

Keberadaan Marsinah tak diketahui sejak mengunjungi rekan-rekannya di Komando Distrik Militer (Kodim) Sidoarjo.

Pada tanggal 6-8 Mei, rekan-rekan seperjuangannya kala itu kelimpungan mencari Marsinah, sebab tak terdengar kabarnya sama sekali.

Lucinta Luna Ditanya Soal Check-up Area Kewanitaan, Akui Rutin Suntik Rahim, Dosisnya Ramai Dibahas

5. Ditemukan meninggal dunia

Sejak menghilang, Marsinah ditemukan dengan kondisi tak bernyawa.

Jasadnya terbujur kaku di sebuah hutan yang berlokasi di Dusun Jegong, Kecamatan Wilangan Nganjuk pada 8 Mei 1993.

Berdasarkan visum dari Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk, di bagian leher dan kedua tangan Marsinah ditemukan luka memar akibat benturan benda keras.

6. Sempat diperkosa

Setelah jenazah Marsinah ditemukan, pihak kepolisian melakukan penyidikan.

Berdasarkan hasil visum, ditemukan bercak-bercak darah di tubuhnya.

Rayakan Hari Jadi ke-4, Swiss Hotel Malang Gelar Sunatan Massal Gratis, Peserta Sampai Membludak

Diduga Marsinah diperkosa sebelum dibunuh.

7. Penemuan pelaku direkayasa

Sudah 25 tahun berlalu, pelaku pembunuhan Marsinah belum ditemukan hingga saat ini walaupun sudah ada tiga satpam PT CPS yang mengaku membunuh Marsinah.

Baru 18 hari kemudian, akhirnya diketahui mereka sudah mendekam di tahanan Polda Jatim dengan tuduhan terlibat pembunuhan Marsinah.

Pengacara Yudi Susanto, Trimoelja D. Soerjadi, mengungkap adanya rekayasa oknum aparat kodim untuk mencari kambing hitam pembunuh Marsinah.

Secara resmi, Tim Terpadu telah menangkap dan memeriksa 10 orang yang diduga terlibat pembunuhan terhadap Marsinah.

Dimotori Pegiat KPK, Demo Buruh di Kediri Gaungkan #2019 Ganti Presiden

Satu di antara 10 orang yang diduga terlibat pembunuhan tersebut adalah anggota TNI.

Hasil penyidikan polisi menyebutkan, Suprapto (pekerja di bagian kontrol CPS) menjemput Marsinah dengan motornya di dekat rumah kos Marsinah.

Dia dibawa ke pabrik, lalu dibawa lagi dengan Suzuki Carry putih ke rumah Yudi Susanto di Jalan Puspita, Surabaya.

Setelah tiga hari Marsinah disekap, Suwono (satpam CPS) mengeksekusinya.

Di pengadilan, Yudi Susanto divonis 17 tahun penjara, sedangkan sejumlah stafnya yang lain dihukum berkisar empat hingga 12 tahun, namun mereka naik banding ke Pengadilan Tinggi dan Yudi Susanto dinyatakan bebas.

Hijabers dari Mojokerto Ikut Rayakan May Day di Surabaya, Teman-teman Ikut, Saya Ya Ikut

Dalam proses selanjutnya pada tingkat kasasi, Mahkamah Agung Republik Indonesia membebaskan para terdakwa dari segala dakwaan (bebas murni).

Putusan Mahkamah Agung RI tersebut setidaknya telah menimbulkan ketidakpuasan sejumlah pihak sehingga muncul tuduhan bahwa penyelidikan kasus ini adalah "direkayasa".

Patung Marsinah yang berdiri tegak di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk.
Patung Marsinah yang berdiri tegak di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk. (surya/david yohannes)

8. Diangkat jadi sebuah film dan lagu

Kisah Marsinah ini kemudian diangkat menjadi sebuah film oleh Slamet Rahardjo, dengan judul "Marsinah (Cry Justice)".

Film berbiaya sekitar Rp 4 miliar itu sempat menimbulkan kontroversi.

Demo May Day di Depan Balai Kota Malang, Ada Simpatisan yang Tak Ragu Ajak Buah Hati

Salah satu penyebabnya adalah munculnya permintaan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jacob Nuwa Wea yang meminta pemutaran film itu ditunda.

Seniman Surabaya dengan koordinasi penyanyi keroncong senior Mus Mulyadi meluncurkan album musik dengan judul Marsinah.

Lagu ini diciptakan oleh komponis MasGat untuk mengenang jasa-jasa Marsinah.

Massa Buruh Peringati May Day di Depan Gedung DPRD Jawa Timur, Lalu Lintas Jalan Indrapura Tersendat

Sebuah band beraliran anarko-punk yang berasal dari Jakarta bernama Marjinal, menciptakan sebuah lagu berjudul Marsinah yang didedikasikan khusus untuk perjuangan Marsinah.

Lagu ini dibawakan sekaligus dalam 2 albumnya, yaitu album "Termarjinalkan" dan album terbaru mereka bertajuk "Predator", masing-masing dalam versi yang berbeda.

Yuk subscribe Channel TribunJatim.com lainnya:

YouTube:

Instagram:

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved