Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Peringatan May Day

Inilah 10 Tuntutan Buruh di Kota Malang, Tolak Pekerja Asing, Tuntut Adili Pengusaha, Hingga . . .

Buruh di Kota Malang menuntut 10 hal saat menggelar aksi peringatan Hari Buruh Sedunia.

Penulis: Benni Indo | Editor: Mujib Anwar
SURYA/SUGIYONO
Massa buruh saat menggelar aksi di depan Kantor Pemkab Gresik memperingati May Day, Selasa (1/5/2018). 

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Front Perjuangan Buruh Indonesia (FPBI) menuntut sepuluh poin saat demo memperingati Hari Buruh Sedunia, di Bundaran Tugu Kota Malang, Selasa (1/5/2018).

Ketua Umum FPBI Lutfi Hafid mengatakan, 10 poin itu adalah menolak Perpres No 20 Tahun 2018 tentang Tenaga Kerja Asing (TKA), menolak keberadaan TKA, menghapus sistem outsourcing, menolak upah murah.

Selanjutnya menuntut pengembalian fungsi pengawasan ke Dinas Ketenagakerjaan, selesaikan kasus rumah sakit Manu Husada di Polres Malang Kota, melindungi buruh dari praktik pemberangusan organisasi buruh, memperbaiki layanan BPJS dan memeriksa serta mengadili pengusaha CV Istana Boneka.

Sebagian peserta aksi juga melakukan teatrikal yang menggambarkan pengekangan perusahaan terhadap buruh. Massa yang berjumlah sekitar 500 orang itu berulang kali terdengar meneriakkan penolakkan terhadap keberadaan tenaga kerja asing.

Kata Lutfi, keberadaan tenaga kerja asing mengancam pekerja lokal. Apalagi menurut Lutfi SDM tenaga kerja asing lebih mumpuni daripada tenaga kerja lokal. Hal itulah yang membuat tenaga kerja lokal kalah bersaing.

"Mereka masuk ke lahan kita. Padahal, masih begitu banyak warga sendiri yang mencari pekerjaan,” tegasnya.

Menurut Lutfi, perusahaan harus memberikan upaya peningkatan SDM kepada pekerjanya agar kemampuannya tidak kalah dengan pekerja asing.

Apalagi saat ini banyak buruh yang kehilangan roh perjuangan. Keberadaan tenaga kerja asing juga harus mendapatkan pengawasan yang ketat.

“Kalau bersaing secara produksi tidak masalah. Tapi ini yang unskill pun dimasukkan,” keluhnya.

Selain itu, tuntutan untuk mengembalikan pengawasan ke Disnaker juga disuarakan. Lutfi memandang penting hal itu untuk memutus rantai birokrasi yang ribet jika harus diurus di tingkat provinsi.

Sementara itu, massa Aliansi Perjuangan Rakyat Malang bergerak dari Stadion Gajayana menuju Balaikota Malang. Mereka lantas menggelar aksi di sisi barat atau tepatnya di depan Balaikota Malang.

Namun sebagian besar massa berasal dari kalangan aktivis mahasiswa, sebagian lainnya adalah para pengendara ojek online.

Mereka membentangkan spanduk di antaranya 'Wujudkan Persatuan Perjuangan Rakyat, Hancurkan Tirani Kekuasaan Modal', 'Outsourcing sama dengan Perbudakan' dan lain-lain.

Sementara itu, Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri mengatakan kalau unjuk rasa peringatan May Day 2018 terjadi di sejumlah titik di Kota Malang. Namun konsentrasi massa terpusat di Bundaran Tugu.

Beberapa titik itu di antaranya adalah Stadion Gajayana, Jl Simpang Merdeka Utara, serta di Simpang Balapan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved