Mengenang Sosok Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional yang Justru Tak Selesaikan Sekolah
Hari Pendidikan Nasional berkaitan erat dengan sosok Ki Hajar Dewantara. Kamu tahu nggak kalau beliau adalah seorang bangsawan?
Penulis: Ani Susanti | Editor: Alga W
TRIBUNJATIM.COM - Selamat Hari Pendidikan Nasional 2018!
Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) berkaitan erat dengan sosok Ki Hajar Dewantara.
Ia merupakan tokoh pelopor pendidikan di Indonesia.
10 Foto Richard Kyle, Model Ganteng Pecinta Alam yang Berlibur Bareng Jessica Iskandar di Bali
Pemilihan tanggal 2 Mei sebagai Hardiknas sendiri memang dimaksudkan untuk menghormati jasa Ki Hajar Dewantara, karena merupakan hari kelahirannya.
Dilansir dari Bobo.Grid.ID, untuk mengenang sosoknya, yuk simak 4 fakta tentang Bapak Pendidikan Nasional ini!
10 Tahun Berlalu, Kabar Si Ceking Ronaldowati Bikin Kaget, Dulu Buat Kasihan, Kini Bikin Bergoyang
1. Tak tamat sekolah

Ki Hajar Dewantara bernama asli Raden Mas Soewardi Soeryaningrat.
Ia lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889, sebagai seorang anak keluarga keraton (ningrat) di sana.
Ki Hajar Dewantara bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah dasar pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia.
Viral Video Pria Banting dan Injak Anak Kecil di Bus, Penyebabnya Bikin Netizen Terpecah Jadi 3 Kubu
Setelah lulus ia bersekolah di STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) yang saat ini telah menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Namun, ia tidak dapat tamat di sekolah tersebut karena sakit.
Pilu, Viral Foto Bocah Siram Oli Bekas ke Kepalanya Sendiri, Netizen Menangis Tahu Penyebabnya
2. Hobi menulis
Setelah itu Ki Hajar Dewantara aktif dalam organisasi dan juga menulis.
Tulisannya yang paling terkenal berjudul 'Seandainya Aku Seorang Belanda'.
Akibat tulisan ini, ia ditangkap dan diasingkan ke Belanda pada tahun 1913.
Perutnya Tampak Buncit, Lucinta Luna Bilang Telat 2 Bulan, Mas Fatah Disebut Netizen Berhalusinasi
Di Belanda, Ki Hajar Dewantara aktif dalam organisasi para pelajar asal Indonesia, Perhimpunan Hindia.
Di sinilah ia kemudian mulai mewujudkan cita-citanya untuk dapat memajukan kaum pribumi.
Ia ingin bangsa Indonesia belajar ilmu pendidikan hingga memperoleh ijazah pendidikan yang bergengsi.
Sering Dituduh Operasi Plastik, Foto Ini Buktikan Perubahan Drastis Inul Daratista Saat Masih 85 Kg!
3. Dirikan Taman Siswa
Pada tahun 1919, Ki Hajar Dewantara kembali ke Indonesia.
Ia bergabung dan menjadi guru dalam sekolah binaan saudaranya.
Di sini ia mempunyai pengalaman mengajar yang kemudian digunakannya untuk mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang akan dia dirikan.
Transformasi Bocah Transgender Ini Bikin Netizen Tak Percaya, Dulunya Imut Banget Kini Jadi Stunning
Pada tanggal 3 Juli 1922, Ki Hajar Dewantara berhasil mendirikan sebuah sekolah Perguruan Nasional Taman Siswa.
Perguruan ini menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada bangsa Indonesia.
Hal ini agar mereka mencintai bangsa dan Tanah Air, serta berjuang untuk memperoleh kemerdekaan.
Pemerintah Belanda sempat akan menutup sekolah ini pada 1 Oktober 1932.
Namun karena kegigihan Ki Hajar Dewantara dalam memperjuangkan haknya, rencana tersebut gagal.
Di Balik Gaya Glamornya, Kehidupan Selebgram Cantik Ini Menjijikkan, Utang Sampai Puluhan Juta
4. Semboyan yang selalu diingat
Ki Hajar Dewantara meninggal dunia pada tanggal 26 April 1959 di Yogyakarta.
Jenazahnya dimakamkan di Taman Wijaya Brata, makam untuk keluarga Taman Siswa.
Bagian dari semboyan ciptaannya yaitu tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan), ing madya mangun karsa (di tengah memberikan keseimbangan), ing ngarsa sung tuladha (di depan memberi teladan), menjadi slogan Kementrian Pendidikan Nasional.
Biasa Tampil Cool, Foto Nicholas Saputra Dandan Wanita Ini Bikin Netter Syok, Mirip Andhika Pratama!