Ikut Ledakkan Bom, Anak Bomber Jadi Korban atau Pelaku? Nasibnya Pun Terungkap Lewat Hal Ini
Bagaimana nasib anak bomber yang sempat selamat dari ledakan bom? Apakah dirinya menjadi pelaku atau korban?
Penulis: Ani Susanti | Editor: Ignatia Andra Xaverya
Juga dapat dikatakan, mereka adalah anak-anak yang tengah dirampas hak-haknya," ujar Reza dalam keterangannya, Senin (14/5/2018), dikutip dari Tribunnews.
Dengan demikian, menurut dia, anak-anak tersebut merupakan korban.
"Dan karena pihak yang mengajak atau melibatkan anak-anak itu dalam kekerasan adalah orang tua mereka sendiri, maka orang tua tersebut -jika masih hidup- harus dijatuhi pemberatan hukuman," katanya.

Sehingga kesimpulannya, kata dia, alih-alih menyebut anak-anak Dita sebagai pelaku maka UU Perlindungan Anak memandu proses berpikir kita untuk menyebut anak-anak tersebut selaku korban.
"Masyarakat awam, apalagi otoritas penegakan hukum, perlu ngeh akan hal ini," ujar Reza.

Selain keluarga Dita, aksi terorisme yang melibatkan anak-anak juga dilakukan oleh pelaku peledakan bom di Rusunawa Wonocolo Sidoarjo dan Mapolrestabes.
BREAKING NEWS: Densus 88 akan Geledah Rumah Diduga Milik Pelaku Bom Polrestabes Surabaya
'Racun' Pemicu Para Pengebom Beraksi, Inilah Sumber Ilmu Mereka Merakit Bom dan Susun Taktik
Pertanyaan juga tertuju kepada bagaimana cara mereka bisa belajar merakit bom.
Sejauh ini, teroris yang masuk ke Indonesia selalu berjenis perorangan yang mendapatkan ilmu dari pemimpin dan juga jaringannya.
Disampaikan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian pada akhirnya bagaimana cara para pelaku menciptakan bom.
Bom yang banyak meledak di Suabaya rata-rata berjenis sama yaitu bom pipa yang diberi nama 'The Mother of Satan'.

Beberapa bahan peledak seperti black powder, h2o, aseton, stereoform dan korek api ditemukan.
Semua ditemukan di rumah milik tersangka.
Juga beberapa buku dokumen dan pesan tertulis yang telah menjadi barang bukti kepolisian.
Sejauh ini akhirnya terungkap sumber informasi mereka mempelajari merakit bom-bom tersebut.