Dituduh Dalangi Serangan Bom di Surabaya, Nasib ISIS di Suriah dan Irak Ternyata Lebih Buruk
The Times melaporkan terjadi gencatan senjata 24 jam antara pasukan pemerintah dan militan ISIS yang bertahan di selatan Damaskus.
Penulis: Adi Sasono | Editor: Adi Sasono
TRIBUNJATIM.COM - Polisi sudah menetapkan Jamaah Ansarut Daulah (JAD) sebagai kelompok yang bertanggung jawab atas serangan bom di Surabaya dan serangan bersenjata tajam di Pekanbaru, Riau pekan lalu.
Sejumlah pengebom bunuh diri yang tewas sudah dimakamkan dan beberapa lainnya ditangkap, termasuk ketua JAD Jatim, Abu Umar.
JAD diketahui berafiliasi ke kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah yang sekarang masih mencoba bertahan di sebagian kecil wilayah Damaskus, ibu kota Suriah.
Baca: Ungkap Sebab Tak Teror Israel, ISIS Bocorkan Tujuan Serangannya Sebenarnya, Sempat Sebut Mekah
Baca: Pimpinan Tertinggi ISIS Diyakini Masih Hidup, Abu Bakar Al-Baghdadi Punya Misi Baru yang Mengerikan
Baca: Fakta Joanna Palani, Sniper Cantik yang Habisi 100 Anggota ISIS, Kisah Masa Kecilnya Bikin Pilu!
Namun, seperti dilansir Times of Israel, Senin (21/5/2018), sisa kekuatan ISIS di Damaskus itu pun sudah menyerah pada pasukan pemerintah yang masih setia pada Presideh Bashar al Asad.
The Times melaporkan terjadi gencatan senjata 24 jam antara pasukan pemerintah dengan militan ISIS yang bertahan di sebuah permukiman di selatan Damaskus.
Dilaporkan pula, sejumlah militan ISIS diizinkan meninggalkan daerah pertempuran itu menggunakan bus.
Laporan yang sama juga dilansir oleh ABCNews, Al Arabiya dan sejumlah media lain.
Kelompok Pengawas HAM Suriah yang bermarkas di Inggris menyebutkan, sejumlah bus berisi militan ISIS tampak meninggalkan kamp pengungsian Palestina Yarmouk dan permukiman al-Tadamon di sebelahnya Minggu (20/5/2018).
Baca: Hendak Dimakamkan, Empat Jenazah Terduga Teroris Dipindahkan dari RS Bhayangkara Polda Jatim
Baca: Halau Pelaku Teror Bom Bunuh Diri di Surabaya, 13 Orang ini Dapat Penghargaan Khusus dari Risma
Baca: Ambil Jenazah Teroris di Surabaya, Keluarga Tunjukkan Reaksi Tak Biasa, Polisi Beri Pengawalan Ketat
Menurut Middeleasteye.net, kelompok ini menyebut, sejumlah bus masuk ke wilayah Yarmouk dan keluar lagi dengan membawa sejumlah militan ISIS beserta keluarganya.
Warga Damaskus menyebut, evakuasi itu berlangsung di tengah situasi yang tenang.
Para militan dan keluarganya itu dibawa menuju Badia, sebuah kawasan permukiman yang terletak di sebelah timur Damaskus.
Namun sebelum meninggalkan lokasi, militan ISIS sempat membakar kantor mereka di Yarmouk.
Namun laporan itu dibantah koran Al-Watan yang pro-pemerintah, yang menyebut itu bukan kesepakatan, tetapi militan ISIS memang sudah menyerah.
Pemeritah selama ini selalu menyediakan jalan keluar yang aman bagi militan ISIS dan keluarganya yang mau meninggalkan tempat persembunyian.
PBB mencatat, dalam dua bulan telah mengevakuasi 110.000 orang ISIS yang terkepung menuju timur laut Suriah dan wilayah selatan Allepo yang masih dikuasai pemberontak.
Kelompok oposisi menyebut itu sebagai pengusiran paksa untuk memperbesar persentase pendukung Assad di wilayah itu.
Sebaliknya pemerintah mengatakan tidak seorang pun diusir, tetapi menegaskan siapa yang tetap tinggal di situ harus mengikuti atau menerima aturan negara.
Pasukan pemerintah sudah melancarkan serangan massif ke kantong terakhir ISIS di Damaskus itu.
Jatuhnya wilayah selatan itu, berarti pasukan pemerintah sudah menguasai penuh ibu kota Damaskus untuk pertama kalinya sejak 2011.
Bulan lalu, April, pasukan pemerintah Suriah juga berhasil mengambil alih posisi pasukan pemberontak di Ghouta timur, tak jauh dari Damaskus.
Pertempuran merebut Ghouta itu merupakan yang tersengit antara pasukan pemerintah yang didukung pasukan Sekutu melawan pemberontak di kantong-kantong sekitar ibu kota.
Kondisi ISIS yang lebih buruk terjadi di Irak. Bahkan di negara ini, ISIS bisa dibilang tidak punya lagi tempat berpijak setelah Mosul yang menjadi kota pertahanan terakhir direbut pasukan pemerintah beberapa bulan lalu.
Baca: Dituntut Pidana Mati, Ini Rekam Jejak Aman Abdurrahman yang Dijuluki Pemimpin ISIS Indonesia
Baca: Pemimpin ISIS ini Paling Brutal, Jagal Ratusan Orang, Bakar Tawanan, dan Bunuh Semua Keluarga Istri
Baca: 3 Tahun Jadi Budak Seks ISIS setelah Diculik, Gadis Souhayla Harus Layani Brutalnya Perkosaan 7 Pria