Lewat Mojokerto Jangan Lupa Mampir Beli Kerupuk Rambak Nan Renyah
Setiap Lebaran harga bahan baku krecek rambak lebih mahal lantaran permintaannya juga naik.
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Adi Sasono
TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Kalau selama ini yang disebut sebagai oleh-oleh khas Mojokerto adalah onde-onde, maka, ada makanan lain yang cukup layakn dijadikan buah tangan.
Makanan itu adalah krupuk rambak sapi yang juga menjadi primadona oleh-oleh khas daerah ini.
Biasanya, makanan ringan kerupuk rambak ini disuguhkan sebagai camilan andalan pada saat silaturahmi.
Tekstur kerupuk rambak yang berbahan kulit sapi itu cenderung kering dan renyah.
Baca: Kuliner Nasi Pondokan Merdeka, Jadi Menu Favorit Selama Bulan Ramadan di Kota Kediri
Baca: Luqaimat, Kuliner Manis Khas Bulan Ramadan di Arab Saudi yang Pas Jadi Menu Buka Puasa
Sehingga camilan tradisional kerupuk rambak ini selalu disajikan bersama minuman dingin berupa sirup segar atau teh manis sebagai pelengkapnya.
Gunanya, agar tidak keseretan dan lebih mudah dimakan.

Krecek rambak kulit sapi ini digoreng garing terlebih dahulu menjadi kerupuk, barulah siap untuk disajikan.
Kerupuk rambak mempunyai citarasa unik, ada rasa sedikit asin dan gurih dari bumbu rempah-rempah.
Edi Cahyono (47) merupakan pengusaha krecek rambak sapi di Dusun Pudak Sari, Desa Puloniti, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto.
Pada momen lebaran ini produksi home industri krecek dan kerupuk rambak miliknya meningkat drastis.
"Paling banyak permintaan pasar yakni krecek rambak ketimbang produk yang sudah jadi kerupuk," ujarnya, Kamis (14/6/2018).
Edi mengatakan penjualan krecek rambak buatannya itu telah merata tersebar di Jawa Timur dan luar pulau, Bali, Sumatra Kalimantan, dan sulawesi. Kebanyakan, krecek rambak ini dijadikan oleh-oleh khas lebaran.
Sedangkan produk jadi kerupuk rambak paling banyak untuk memenuhi permintaan pasar di sekitar wilayah Mojokerto dan sekitarnya.
"Produk krecek rambak sekitar 65 hingga 75 persen," ungkapnya.
Harga Saat Lebaran Mahal