Kisah Jasad Bocah Jaket Merah Korban KM Sinar Bangun, Terungkap Alasan Tubuhnya Tak Mengambang
Dalam video, ada sesosok jasad anak di bawah umur berjaket merah yang tegeletak di dasar danau. Begini kisah di baliknya.
Untuk posisi jenazah berada di kedalaman 450 meter.
Sementara untuk kapal berada di kedalaman 420 meter dengan suhu sangat dingin.
"Suhu di bawah sangat dingin. Yang jelas jenazah tidak membusuk," ujarnya saat meberikan hasil pencarian hari ke 12 di Dermaga Tigaras, Kabupaten Simalungun.
Sementara, Peneliti danau Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hadiid Agita Rustini mengungkap kenapa jasad korban KM Sinar tidak mengambang sebagaimana lazimnya di perairan.
Baca: 5 Fakta Louise Ford, Kekasih Muda Rowan Atkinson yang Berbeda 29 Tahun dan Kini Tengah Hamil Tua
Agita mengatakan, kedalaman jatuhnya kapal tersebut yang mencapai sekitar 400 meter di perairan Danau Toba, di mana tidak ada lagi sinar matahari, sehingga menyebabkan suhu air dingin.
"Kami perkirakan di tempat jatuhnya KM Sinar Bangun sekitar 20 derajat dari hasil simulasi model. Kalau sudah di dasar dan berhari-hari, tidak ada oksigen. Jadi sepertinya itu membeku karena proses alami," kata Agita seperti dilansir dari kriminologi.id, Jumat (29/6/2018).
Ia mengatakan, suhu 20 derajat Celcius di kedalaman di bawah 400 meter itu merupakan suhu normal untuk Danau Toba.
Sedangkan suhu di permukaan Danau Toba bila panas mencapai sekitar 26-27 derajat Celcius.
Baca: Fenomena Bowo Alpenliebe Artis Tik Tok, Ini 6 Fakta Dirinya yang Masih SMP, Wajah Asli Terbongkar?
Namun, ia mengakui, bahwa pihaknya hanya pernah melakukan simulasi pengukuran di siang hari dengan maksimal kedalaman 350 meter derajat celcius di perairan Danau Toba pada Maret 2016 dan Agustus 2017.
"Kalau siang normalnya segitu. Cuaca panas ataupun dingin di permukaan danau tidak akan terlalu mempengaruhi suhu di bagian dalam perairan. Di kedalaman 100 meter itu saja suhu sudah mirip dasar, kalau malam kemungkinan lebih tinggi lagi," kata Agita.
Baca: Karier Meredup dan Sempat Disebut Meninggal, Begini Kabar Sony Wakwaw Kini, Ayahnya Ungkap Sisi Lain
Terkait arus di bawah perairan Danau Toba, kata Agita, jika arus berada di bawah 100 meter, arus sudah dalam kondisi tenang.
Namun, lain halnya jika arus air berada di atas 100 meter. Menurutnya, arus akan cukup besar karena dipengaruhi oleh penetrasi dari matahari.
Sedangkan kontur dasar perairan Danau Toba sehingga menyulitkan tim evakuasi menyelamatkan korban KM Sinar Bangun, Agita menjelaskan bahwa kontur dasar Danau Toba tempat jatuhnya KM Sinar Bangun tergolong stabil, meski kontur dasar di sekitarnya sangatlah curam.
"Bisa kita lihat dari sekeliling danau, danau ini dikelilingi oleh dataran curam, jadi ya kurang lebih dasar Danau Toba sama. Tapi, kapal itu jatuh sudah sampai ke bagian yang relatif datar. Kapal sudah stabil berada di situ, dia enggak akan pindah-pindah lagi, maksudnya kondisinya tenang," kata Agita menjelaskan.
Baca: Astaga, Pria Saat Memotong Kayu Tak Sengaja Bunuh Makhluk Ngeri yang Bikin Netizen Ribut Ini
Baca: Akhir Hayat Soekarno yang Memilukan, Inilah Sosok Istri yang Setia Menemani hingga Meninggal Dunia
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Kisah di Balik Jasad Bocah KM Sinar Bangun, Ini Penyebab Tubuhnya Tak mengambang.