Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ibadah Haji 2018

Jelang Berangkat ke Tanah Suci, Hampir Separo Calon Jemaah Haji Asal Kota Batu Beresiko Tinggi

Calon jemaah haji asal Kota Batu banyak yang beresiko tinggi menjelang keberangkatan ke Tanah Suci.

Penulis: Sany Eka Putri | Editor: Mujib Anwar
SURYA/SANY EKA PUTRI
CJH kloter 14 dari Kota Batu saat pembagian kamar dalam sosialisasi pelepasan CJH di Balai Among Tani, Rabu (18/7/2018). 

TRIBUNJATIM.COM, BATU - Sebanyak 134 dari 281 atau sekitar 47 persen calon jemaah haji (CJH) yang berangkat dari Kota Batu masuk dalam kategori rentan resiko tinggi (resti). Artinya, hampir separo dari total CJH yang tahun ini berangkat ke Tanah Suci membutuhkan pendampingan ekstra di setiap aktifitas yang dilakukan.

Jemaah yang masuk dalam kategori resti ini dikarenakan saat pemeriksaan dideteksi ada yang resiko terkena serangan jantung, darah tinggi, ginjal, dan lainnya.

Ketua Kloter 14 Jamaah Batu dan Bangkalan, Supriyadi mengatakan jamaah yang masuk kategori resti itu memang perlu pendampingan.

Pihaknya juga menyarankan agar membawa obat-obatan pribadi yang dianjurkan oleh dokternya. "Ya kami tetap menyarankan kepada CJH agar membawa obat pribadi.

Obat apapun itu, jika memang untuk pengobatan harus dibawa, sembari kami terus mendampingi mereka," kata Supriyadi saat ditemui dalam sosialisasi pelepasan CJH di Balai Among Tani, Rabu (18/7).

Ia menjelaskan, jika jemaah yang masuk kategori resti ini juga rentan tidak bisa berangkat haji. Tetapi kebanyakan para CJH kondisi kesehatannya berubah-ubah.

Bisa saja saat sebelum keberangkatan haji kondisi drop, tetapi ketika saat sebelum berangkat kondisi fit. Begitu juga sebaliknya.

Oleh karena itu, pihaknya menyarankan agar CJH ini tetap mengutamakan kesehatan. Selain itu, satu CJH asal Kota Batu tidak bisa berangkat haji karena termasuk dalam kategori resti level tinggi.

"Kami tidak bisa memberitahu siapa, hanya saja dikarenakan sakit yang tidak bisa memungkinkan berangkat haji," imbuhnya.

CJH Kloter 14 akan berangkat pada 21 Juli pagi sekitar sehabis waktu Subuh.

Sementara itu, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko juga berpesan kepada para CJH untuk tidak terlalu membawa barang yang berlebihan. Dewanti juga meminta agar kepada para CJH selalu membawa masker.

"Kondisi cuaca di sana bisa juga berubah-ubah. Jadi selalu membawa masker. Vitamin juga yang terpenting, tidak usah bingung membawa oleh-oleh. Yang selalu jadi beban itu adalah selalu bingung ini mau dibawakan apa. Itu yang jadi beban," ungkap Dewanti.

Dilain hal, Dewanti juga selalu mendoakan CJH kota Batu selalu dalam lindungan dan diberi keselamatan.

Ia juga meminta titip doa agar mendoakan kota Batu selalu dalam lindungan Allah dan kota Batu menjadi kota yang aman tentram bagi masyarakatnya.

Kepala Kemenag Kota Batu Musta’in menambahkan, semua persyaratan CJH sudah 100 persen lengkap. CJH akan berada di Tanah Suci sampai 31 Agustus.

Dikatakannya, mereka bakal digabung dengan CJH asal Sampang, Madura. "Karena dalam satu kloter harus ada kurang lebih 400-an CJH,” kata Musta'in.

Dari hasil pemeriksaan sebelumnya, semua CJH yang berangkat adalah yang siap secara jasmani dan rohani. Untuk jamaah paling tua usianya 78 tahun.

Sedangkan yang paling muda 20 tahun. Sementara itu, ia meminta agar para CJH ini tidak terlalu khawatir untuk makanan.

Karena dari hasil evaluasi dua tahun lalu banyaknya Jemaah haji yang meninggal dunia karena tidak cocok dengan makanan di Arab Saudi. 

Tahun ini, pemerintah sudah menyiapkan makanan untuk jemaah haji dari Indonesia disiapkan makanan dari Indonesia.

"Sudah ada yang memasak dengan bahan bumbunya dari Indonesia. Semisal rawon, soto, dan lainnya. Karena dua tahun lalu itu banyak jemaah yang tidak cocok makanannya, lalu tidak makan dan jatuh sakit," pungkasnya. (Surya/Sun) 
 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved