Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Siswa SD di Garut Bertengkar hingga 1 Orang Meninggal Dunia, Berawal dari Hilangnya Buku Pelajaran

Kasus pembunuhan terhadap anak-anak yang dilakukan juga oleh anak-anak membuat heboh Warga Kabupaten Garut.

Editor: Ani Susanti
KOMPAS.com/Indra Akuntono
Ilustrasi siswa Sekolah Dasar (SD). 

"Kondisi anak saya sudah setengah sadar," ujarnya.

Tindak Tegas Pelaku Bullying Penyebar Foto Viralnya, Pia Wulandari Ambil Proses Hukum

Setelah mendapat pertolongan pertama di Puskemas, kemudian FDL dibawa oleh pihak keluarga ke kediamannya.

Namun pukul 15.00, FDL mengalami muntah-muntah dan sempat mengalami kejang, selama beberapa menit. Saat diperiksa, banyak ditemui luka lebam di bagian punggung, wajah, dan pinggang.

Melihat kondisi FDL semakin mengkhawatirkan, dirinya melarikan FDL ke salah satu klinik IGD yang berada Cikajang.

"Waktu dibawa ke klinik, kondisi anak saya belum sadar juga. Ya sudah kami bawa kembali ke rumah," katanya.

Keesokan harinya pada pukul 10.00, FDL kembali mengalami kejang hingga keluar busa bercampur darah.

Panik melihat kondisi anaknya ia kembali membawa FDL ke klinik IGD.

"Namun di perjalanan anak saya sudah tidak bernyawa. Saya lalu membawa kembali anak saya ke rumah. Saya juga menolak autopsi karena sudah menerima kematian anak saya," kata Feri.

Feri menuding kejadian yang menimpa anaknya karena kelalaian pihak sekolah.

Pasalnya pihak sekolah membiarkan murid membawa benda tajam saat jam pelajaran.

Ia menuntut agar sekolah melarang murid membawa benda tajam ke sekolah.

"Akibatnya, anak saya yang menjadi korban dan seakan-akan sekolah tutup telinga. Jangan sampai ada korban lagi. Sekolah harus jadi tempat aman," ujarnya.

Fotonya Jadi Bahan Bullying hingga Viral, Maulina Pia Wulandari Ungkap Tujuan Pelaku

Wawan Sopian, kepala sekolah tempat MH dan FDL belajar mengatakan peristiwa itu terjadi di luar jam pelajaran.

Menurut Wawan, selama di sekolah FDL dan MH merupakan kawan baik. Ia pun tak pernah melihat keduanya terlibat perselisihan.

"Normal-normal saja, tidak suka marah-marah baik MH atau FDL. Waktu kemarin (Sabtu) itu, anak-anak disuruh bawa gunting untuk bikin prakarya," ucap Wawan.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved