Jenazahnya Dimakamkan Soeharto di Blitar, Soekarno Justru Ungkap Ingin Dikuburkan di Tempat Lain
Jenazah Soekarno dimakamkan Soeharto di Blitar. Ternyata keluarga tak pernah setuju akan hal itu. Lalu, di mana Soekarno sebenarnya ingin dimakamkan?
Penulis: Januar AS | Editor: Edwin Fajerial
Menurutnya, hal itu kembali kepada kesederhanaan, serta kembali kepada alam dan nilai-nilai dasar dari manusia.
Soekarno melanjutkan, walaupun Gandhi seorang pemimpin dunia, dan harus diberi kehormatan, dia yakin Gandhi sama sekali tidak menginginkan hal itu.
"Aku juga tidak mau begitu. Aku mendambakan bernaung di bawah pohon yang rindang, dikelilingi oleh alam yang indah, di samping sebuah sungai dengan udara segar dan pemandangan bagus. Aku ingin beristirahat di antara bukit yang berombak-ombak dan di tengah ketenangan,"ucap Soekarno.
Tidak hanya itu, Soekarno menyebut di mana seharusnya dia dimakamkan.
Menurut Soekarno, dia ingin sekali dimakamkan di daerah Priangan.
Ada sejumlah alasan yang dikemukakan.
"Dan aku ingin rumahku yag terakhir ini terletak di daerah Priangan yang sejuk, bergunung-gunung dan subur, di mana aku pertama kali bertemu dengan petani Marhaen," kata Soekarno.
Megawati ungkap keluarga tak setuju Bung Karno dimakamkan di Blitar
Haul Proklamator RI Bung Karno ke-48 diselenggarakan di Makam Bung Karno, Bendogerit, Kota Blitar, Rabu (20/6/2018) lalu.
Dalam kesempatan tersebut, Putri Bung Karno, yaitu Megawati Soekarnoputri, berkesempatan memberikan sambutan sebagai perwakilan dari keluarga besar Bung Karno.
Presiden RI ke-5 tersebut menceritakan, bagaimana perjuangan ayahnya bukan hanya dalam memerdekakan Indonesia, tapi juga bangsa-bangsa lain yang terjajah.
"Dedikasi Bung Karno kepada bangsa dan negara, baik dalam pemikiran maupun karya, dan perjuangannya sangat luar biasa. Tidak heran rakyat Indonesia menyebut beliau Proklamator, Bapak Bangsa, dan juga sering disebut penyambung lidah rakyat Indonesia," kata Megawati.
Air mata Megawati mulai menetes saat menceritakan, bagaimana kehidupan Bung Karno di akhir-akhir umurnya.
Yang justru harus dibuang dan dipenjara oleh pemerintah yang baru.
"Saya ikhlas dibuang, dipenjara, karena saya yakin, suatu saat kita akan punya negara dan bangsa, itu yang diceritakan Bung Karno kepada kami, anak-anaknya," ujar Ketua Umum PDI Perjuangan ini.