Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ibadah Haji 2018

Jual Sayur Keliling Kampung hingga Rela Makan Nasi Aking, Janda di Tuban Akhirnya Bisa Naik Haji

Janda satu anak penjual sayuran keliling di Tuban bertekad jika usahanya akan berbuah manis mengantarkannya beribadah haji.

Penulis: Manik Priyo Prabowo | Editor: Agustina Widyastuti
TRIBUNJATIM.COM/MANIK PRIYO PRABOWO
Sariati (57), janda satu anak penjual sayuran keliling di Tuban usai tiba di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Selasa (31/7/2018). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Manik Priyo Prabowo

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Mengayuh sepeda keliling kampung setiap hari tak pernah membuat Sariati (57) putus asa.

Janda satu anak penjual sayuran keliling di Tuban ini bertekad jika usahanya akan berbuah manis mengantarkannya beribadah haji.

Sedikit demi sedikit uang hasil jualan ia sisihkan untuk membayar ongkos naik haji (ONH).

"Ya biasanya jualan sayur keliling desa dan komplek. Capek juga naik sepeda, tapi sudah tekad untuk bisa beribadah haji," ungkapnya pada TribunJatim.com usai tiba di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Selasa (31/7/2018).

Sehari Sebelum Resmi Rilis Album, Red Velvet akan Tampilkan Lagu Baru Pertama Kalinya di Konser Solo

Bahkan demi mewujudkan keinginannya untuk bisa pergi berhaji, Sariati rela makan nasi gugur atau nasi aking.

Nasi gugur ini ia peroleh dari sisa nasi yang diberikan oleh tetangganya.

Nasi ini lantas dikeringkan Sariati menjadi karak dan dimasak ulang untuk ia makan.

“Iya agar bisa nabung, saya hemat," lanjutnya.

Tak hanya keliling kampung, Sariati juga biasa jualan ke kantor-kantor yang ada di Tuban sejak tahun 90-an.

Sariati mulai menyisihkan uang yang ia dapatkan di bawah tikar dari pandan di rumahnya.

Park Seo Joon Tanggapi Rumor Cinlok dengan Park Min Young dan Hubungannya Kini

Tahun 1995, salah satu pelanggannya menyarankan Sariati untuk menabungkan uangnya.

"Siapa tahu dapat digunakan untuk daftar haji," ujarnya menirukan pelanggannya.

Saat itu, ia lantas menabung untuk pertama kali sebesar 2500 rupiah ke salah satu bank di Tuban.

Keuntungan yang ia dapatkan dari hasil dagangannya saat ini tidak banyak.

Dengan modal Rp 500.000, keuntungan yang ia dapatkan berkisar Rp 15.000 hingga Rp 30.000 perhari.

“Itu pun dagangan tidak selalu habis, masih ada sisa dan ada yang utang,” tuturnya.

Gelar Konser Tunggal, Sederet Selebriti Ini Menjual Tiket dengan Harga Fantastis

Hingga awal tahun 2000, lanjut Sariati, keuntungannya lumayan banyak.

"Sekitar Rp 50.000 karena mempunyai langganan katering," ungkapnya.

Setiap hari, ia menabung uang seadanya sisa makan dan biaya sekolah anaknya, antara Rp 3 ribu hingga Rp 10 ribu.

Ketika terkumpul uang dalam jumlah agak banyak sekitar Rp 300.000, Sariati lantas menabungkan uangnya ke bank.

"2010, uangnya terkumpul Rp 26 juta. Saya lantas gunakan uang tersebut untuk daftar haji," ucap Sariati.

Untuk menutup ONH, ia juga menggunakan hasil dari dagangannya.

Jenazahnya Dimakamkan Soeharto di Blitar, Soekarno Justru Ungkap Ingin Dikuburkan di Tempat Lain

Melalui ibadah haji ini, Sariati ingin mengunjungi rumah Allah dan menjalankan rukun Islam kelima.

"Semoga saya menjadi haji yang mabrur," harapnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved