Korban Dukun Jago Jadi Budak Seks Atas Dugaan Cuci Otak, Begini Cara Kerjanya, Mungkinkah Sembuh?
Wanita yang disekap 15 tahun dalam celah batu linglung karena dugaan 'cuci otak', apakah sebenarnya hal tersebut masuk akal? Ini penjelasan ilmiahnya.
TRIBUNJATIM.COM - Kasus yang terjadi baru-baru ini di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah memang menghebohkan.
Seorang wanita yang diculik saat berusia 13 tahun lalu diperdaya oleh seorang pria yang mengaku sebagai dukun.
Korban HS ini diculik pada tahun 2003 lalu.
Tepat 15 tahun setelahnya, ia baru saja ditemukan pada akhirnya di sebuah celah batu.
Dukun bernama Tete Jago (83) akhirnya dinyatakan pihak kepolisian sebagai tersangka.
Dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, hasil pengembangan dari pihak kepolisian, HS semacam dicuci otak.
• Tipu Daya Dukun Jago Bisa 15 Tahun Simpan Korban di Celah Batu, Foto Pria Tampan Saksi Bisu
Ia memang diketahui ditemukan dalam keadaan sangat memprihatinkan.
Linglung hingga tak tahu arah hidup dan terus memanggil seseorang yang dikenal dengan nama "Amrin".
Selain kondisi pikirannya yang kacau, fisik HS juga dalam keadaan memprihatinkan.
Saat ditemukan ia hanya kenakan sarung.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya di TribunJatim.com, HS memang dijadikan budak seks oleh Jago.
• 15 Tahun Sekap Wanita di Gua, Dukun Ini Perdaya Korban dengan Cara Hipnotis, Begini Kronologinya!
Penyidik Polres Tolitoli berhasil menginterogasi pelaku yakni Jago terkait apa saja yang ia lakukan pada korbannya, HS itu.
Kapolres AKBP Muhammad Iqbal Al Qudusyi mengatakan, tersangka membenarkan bahwa telah menghamili dan menggugurkan kandungan bayi di dalam perut HS.
Bahkan, yang mengejutkan adalah Jago melakukan aktivitas persetubuhan itu juga telah diketahui oleh istrinya sendiri.
HS pergi sendirian naik ke atas gunung setiap pagi hari, kemudian turun lagi di malam hari untuk disetubuhi.
"Jadi saat ditanya penyidik, istrinya mengatakan mengetahui dan menyaksikan langsung. Namun istrinya hanya terdiam dan tak berkata apa apa, yang diketahui istrinya, apa yang dilakukan oleh suaminya itu merupakan ritual perdukunan, untuk menambah ilmu biar tambah sakti," jelas kepolisian Tolitoli, dikutip dari Kompas.com.
Kasus satu ini menjadi perhatian banyak kalangan, karena adanya hal-hal tak logis yang terjadi.
• Fakta Baru Kasus Dukun Jago Diungkap Polisi: Bayi Tak Dikubur, Setubuhi Korban Disaksikan Istri
Apakah benar bahwa HS memang dicuci otak oleh dukun yang disebut 'cabul' oleh banyak netizen itu?
Istilah cuci otak (brain washing) sendiri sebenarnya bukanlah suatu bentuk pengendalian pikiran secara harfiah.
Melainkan mengarah pada tindakan untuk mempengaruhi dan membuat korban patuh, atau setidaknya bertingkah sesuai kemauan pelaku.
Pada kasus ini, awalnya Jago membujuk HS dengan mengatakan bahwa ada jin lelaki tampan bernama Amrin yang tinggal di atas gunung yang menyukai Hasni.
HS yang masih belia pun mudah tersugesti oleh akal-akalan Jago dan mau menaiki lereng dan kemudian diculik.
Dilansir dari science.howstuffworks.com, cuci otak dapat berjalan efektif jika pelaku memiliki kontrol penuh atas korban.
Begitu juga pada kasus ini, HS pun kemudian sepenuhnya dikuasai oleh Jago hingga seperti terhipnotis oleh doktrin-doktrin yang diberikan.
Pelaku kemudian memiliki kontrol penuh mulai dari pola tidur, makan, dan keseharian yang dipaksakan kepada HS
Seperangkat pola perilaku baru ini kemudian akan terpaksa diikuti oleh korban yang berada sepenuhnya di bawah kontrol pelaku.
Karena pencucian otak adalah bentuk pengaruh yang invasif, ia memerlukan isolasi dan ketergantungan penuh dari korban.
Hal itu sesuai dengan cara Jago menculik dan menempatkan HS di dalam gua.
• Diduga Dukun Jago Sudah Enam Kali Hamili Gadis yang Disekapnya di Celah Batu, Dikemanakan Bayinya?
Lalu, sebenarnya bisakah HS disembuhkan dari cuci otaknya?
Seperti dikutip TribunJatim.com dari Tribun Medan, HS tengah dalam keadaan sangat linglung.
Saat ini, ia sudah didampingi oleh Dinas Sosial Tolitoli.
Dikutip dari Verbal Abuse Journals, cara tercepat untuk mengatasi rasa takut adalah membuka diri kepada orang lain.
Terutamanya adalah membangun kembali hubungan dengan keluarga.
Memang akan sulit bagi korban yang terbiasa di bawah kontrol pelaku untuk membiasakan dengan kehidupan normal, tetapi peran serta keluarga untuk mendapat kepercayaan korban kembali sungguhlah penting.
Untuk alasan kemanan, mereka tidak boleh ditinggal sendirian dan memerlukan batasan.
Jika perlu, pihak terdekat harus selalu memperkenalkan diri, mengingatkannya tentang letak rumah, dan bicarakan rencana kegiatan apa yang akan dilakukan pada setiap harinya secara terus menerus.
Hal itu penting untuk mengembalikan identitas korban sebagaimana asalnya.
• Pengakuan Sosok yang Bongkar Aksi Jago Culik Wanita Selama 15 Tahun, Soal Ancaman hingga Kesurupan
Sumber Artikel
Fakta Baru Kasus Dukun Jago Diungkap Polisi: Bayi Tak Dikubur, Setubuhi Korban Disaksikan Istri
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/hs-korban-penculikan-di-celah-batu_20180807_084550.jpg)