BREAKING NEWS - Divonis 2 Tahun Penjara, Wali Kota Malang M Anton Menangis Sesenggukan
Tangis Wali Kota Malang M Anton pecah, dia menangis sesenggukan saat divonis dua tahun penjara.
Penulis: M Taufik | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Sesaat setelah mendengar hakim membacakan putusan atas dirinya, Wali Kota Malang Nonaktif M Anton langsung berdiri mendekati tim penasehat hukumnya, Jumat (10/8/2018).
Beberapa saat kemudian dia kembali duduk dan berusaha menjawab pertanyaan hakim atas putusan itu. "Apakah menerima atau bagaimana?" tanya Hakim Unggul Warso Mukti, ketua majelis hakim dalam sidang di Pengadilan Tipikor Surabaya.
Terdiam sejenak, lalu terdakwa M Anton mulai menjawabnya. "Saya menerima Pak hakim," jawab Anton sambil sesenggukan.
• Wali Kota Malang M Anton Divonis Lebih Ringan, Jaksa Pilih Lapor ke Pimpinan KPK
• Wali Kota Malang M Anton Divonis 2 Tahun, Ratusan Pendukungnya Penuhi Pengadilan Tipikor Surabaya
Dia seperti tak kuat menahan tangisnya. Sambil terus sesenggukan menahan tangisnya, Anton mengaku menerima putusan ini karena dianggap bahwa itu merupakan takdir Tuhan untuk dia dan keluarganya.
"Semua ini dari Tuhan untuk saya dan untuk keluarga saya. Saya menerimanya dengan ikhlas," sambung Anton sambil mengusapkan dua tangannya ke wajah, mengakhiri jawabannya tersebut.
Ditemui usai sidang, perwakilan tim kuasa hukum M Anton, Haris Fajar Kustaryo menyatakan bahwa sebagai kuasa hukum pihaknya tentu ikut dengan apa kata klien.
"Klien kami sudah menerima. Tentu kami juga mengikutinya," jawab Haris Fajar.
• Bawa Gepokan Uang Puluhan Juta, Pria ini Masuki Perumahan Perwira TNI AU Nyamar Orang Gila
Ditanya lebih jauh, Haris menyebut bahwa M Anton itu orangnya tidak bertele-tele, cepat mengambil keputusan.
Namun, sikap menerima itu bukan diartikan olehnya bahwa kliennya benar-benar bersalah. "Sebagaimana disampaikan dalam pembelaan, klien kami mengatakan bahwa apapun yang dilakukan anak buahnya adalah tanggung jawab dirinya," ungkap Harris.
"Dia mengaku teledor dalam melakukan pengawasan terhadap anak buah. Sehingga berani mengambil tanggung jawab ini karena mengakui bahwa keteledoran dalam pengawasan anak buahnya. Ini gentelmen," tambahnya menegaskan. (Surya/ufi)
• Terungkap, Inilah Penyebab Terjadinya Semburan Air di Ngawi Setinggi 30 Meter