Beber Pengalaman Jadi Kombatan dan Perakit Bom, Ali Fauzi Bikin Ngeri FKPPI
Ali Fauzi bikin ngeri FKPPI setelah tanpa tedeng aling-aling membeber pengalaman merakit bom dan jadi Kombatan.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Ali Fauzi (47), nama yang tidak asing dan cukup familiar di masyarakat Indonesia dan bahkan luar negeri.
Laki-laki yang berdomisili di Desa Tenggulun Kecamatan Solokuro Lamongan Jawa Timur ini adalah adik kandung Trio bomber Bali, Ali Gufron alias Mukhlas, Ali Imron dan Amrozi.
Dua kakaknya, Mukhlas dan Amrozi sudah dieksekusi mati, pada 9 Nopember 2008 lalu.
Ali Fauzi sendiri adalah mantan kombatan, pentolan Jamaah Islamiyah (JI) dan instruktur perakit bom.
Dengan sejumlah nama seperti, Dr Azhari dan Noordin M Top, Ali Fauzi adalah sahabatnya dan saling kenal sejak 1991 di Ponpes Lukmanul Hakim, Johor Baru, Malaysia.
Dengan Hambali, komandan militer atau taj’nih Jamaah Islamiah (JI) wilayah Malaysia-Sabah yang kini ditahan di Guantanamo, Amerika, Ali Fauzi pernah dekat.
• Belasan Warung Remang-remang di Lamongan Dibongkar Paksa Warga, Pemilik Langsung Pasang Badan
Namun sepak terjangnya di dunia 'perjuangan' itu berbalik 180 derajat dan kini kembali ke pangkuan ibu pertiwi.
Di depan ratusan anggota Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI) , dalam acara Sosialisasi Pembinaan Wawasan Kebangsaan Kepemudaan dalam rangka HUT RI ke 73 oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) di Gedung Handayani, Ali Fauzi membeberkan pengalamannya saat bergabung bersama para teroris kelas kakap, Senin (13/8/2018).
Ali Fauzi pernah menjadi pengajar di Ponpes Lukmanul Hakim sejak 1991. Dan pada 1994 ia dikirim ke kamp Abu Bakar milik Moro Islamic Liberaation Front (MILF) di Pulau Mindanao, Philipina.
Di kamp itu Ali bersama ribuan mujahid dari Timur Tengah, Malaysia, Singapura, Philipina diajari pemetaan, penggunanan aneka senjata, perang gerilya, penyusupan, sampai perakitan bom dalam skala besar. Diatas 100 kg sampai satu ton. Ali lalu menjadi instruktur di kamp Hudaibiyah.
• Cari Solusi Tangani Teroris, Menlu Belanda Kunjungi Yayasan Adik Trio Bomber Bali di Lamongan
Selama tiga tahun malang melintang di Mindanao, Ali balik ke Malaysia tahun 1997. Ali menolak jadi pengajar lagi karena sudah dididik militer.
Jiwanya kini militer tulen. Setelah itu Ali minta ijin kakaknya Ali Gufron untuk pindah Kuala Lumpur, lalu ke Selangor kerja sebagai kurir surat.
Ali tinggal di Banting, satu perumahan dengan Imam Samudra, Hambali dan alumni pelatihan militer Al-Qaedah, Kandahar, Afghanistan milik Osama bin Laden. Diantaranya alumni itu ada Yusuf juga warga Lamongan.
Pada 1998, Ali Fauzi pulang ke Lamongan. Ali dipercaya menjadi instruktur pelatihan militer anggota JI Jatim.
Munculah konflik Ambon. Ali Fauzi dan pasukannya berangkat ke Ambon, dan konflik Poso.
• Setelah Dilahirkan di Villa, Bayi Tak Berdosa ini Ditaruh Ortunya di Jok Motor Hingga Meregang Nyawa
Tiga bulan sekali Ali balik ke Pulau Jawa, seminggu di jawa, balik lagi ke Poso atau Ambon membawa senjata dan bahan bom pothasium clorat rata- rata 500 kg.