Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Alasan Orangtua Santri Korban Ponpes Al Khoziny Kembalikan Uang Santunan, Harap Ada Musala Baru

Orangtua santri yang menjadi korban ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur mengembalikan uang santunan yang diberikan untuk keluarga.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
IST - YouTube Kompas TV
TRAGEDI PONPES AMBRUK - Dewan Pengasuh Pesantren Al-Khoziny, KHR Muhammad Ubaidillah Mujib (Kiai Mamad) memberikan santunan kepada keluarga korban meninggal dunia bernama Moch Agus Ubaidillah, yang berasal dari Gadukan, Kalianak, Krembangan, Surabaya dan proses evakuasi bangunan ponpes yang ambruk. 

TRIBUNJATIM.COM - Orangtua santri yang menjadi korban ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur mengembalikan uang santunan yang diberikan untuk keluarga.

Santunan itu diserahkan Dewan Pengasuh Ponpes Al Khoziny, KHR Muhammad Ubaidillah Mujib (Kiai Mamad) pada Sabtu (4/10/2025).

Hari ini, mereka memberikan santunan kepada keluarga santri yang meninggal dunia bernama Moch Agus Ubaidillah, asal Gadukan, Kalianak, Krembangan, Kota Surabaya.

"Kami turut berbela sungkawa yang mendalam dan kami atas nama pesantren juga memohon maaf. Semoga almarhum Moch Agus Ubaidillah wafat dalam keadaan husnul khatimah, karena meninggal saat shalat dan dalam posisi sedang tholabul ilmi," kata Kiai Mamad di Sidoarjo, Sabtu (4/10/2025).


Saat penyerahan santunan tersebut pada Jumat, (3/10/2025), santunan diterima dan langsung dikembalikan oleh Ustadz Achmad Faiq, ayah Moch Agus Ubaidillah. 

Dengan penuh lapang dada, dirinya menyampaikan bahwa pihak keluarga telah ikhlas menerima takdir Allah dan ridho atas musibah yang menimpa. 

"Ini kami kembalikan untuk kepentingan pembangunan musala pesantren dan lainnya," katanya.

Ustadz Faiq mengungkapkan, putranya, Moch Agus Ubaidillah, sudah 2 tahun lebih mondok di Ponpes Al Khoziny.

Bahkan sampai saat ini, dua putranya juga masih aktif menimba ilmu di pesantren tersebut. 

Hal itu menunjukkan adanya ikatan batin yang kuat antara keluarga korban dan pihak pesantren.

Baca juga: Tangis Siti Usai sang Putra Jadi Korban Tewas Ambruknya Gedung Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: Aku Kuat

Sebelumnya pada 30 September 2025, wali korban meninggal dunia dari almarhum Muhammad Sholeh bin Abdurrahman (22), asal Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka, juga menerima santunan duka serta biaya kargo pemulangan jenazah yang juga dikembalikan lagi oleh Abdul Fattah, kakak kandung korban. 

"Dari peristiwa tersebut, tampak bagaimana keikhlasan keluarga korban menyatu dengan kepedulian pesantren. Santunan yang dikembalikan menjadi simbol ketulusan, keikhlasan dan dukungan moral untuk pembangunan serta keberlangsungan kegiatan pendidikan di Pesantren Al-Khoziny," kata anggota Satgas Musibah Pesantren Al-Khoziny dari PWNU Jatim, DR HM Qoderi.

Selain santunan, Satgas Musibah Pesantren Al-Khoziny dari PWNU Jatim, juga telah mengoordinasikan empat posko yakni Posko 1 (Pesantren Al-Khoziny), Posko 2 (Bidokkes RS Bayangkara), Posko 3 (PWNU Jatim), dan Rumah Duka. "Posko 2 dan Rumah Duka ada dalam koordinasi PCNU Surabaya untuk sholat jenazah, pemakaman, dan tahlil selama 7 hari," kata Qoderi.

Update Terbaru

Basarnas mencatat sebanyak 26 santri meninggal dunia dan berhasil dievakuasi dari runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, hingga Sabtu (4/10/2025) malam.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved