Temukan Potensi Ekonomi Baru, Warga Tuban Sulap Daun Lontar Jadi Tikar, Tas hingga Wadah Makanan
Berawal dari banyaknya daun lontar yang terbuang sia-sia, warga Desa Tunah, Tuban, berinisiatif mengolahnya menjadi berbagai produk kerajinan.
Penulis: Muhammad Nurkholis | Editor: Dwi Prastika
Poin Penting:
- Warga Tuban memanfaatkan banyaknya daun lontar di wilayah mereka menjadi produk kerajinan bernilai ekonomi tinggi.
- Satu di antaranya sebagai anyaman tikar.
-
Selain membuat anyaman, warga Desa Tunah juga menerima pesanan wadah makanan tradisional dumbek.
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Muhammad Nurkholis
TRIBUNJATIM.COM, TUBAN - Berawal dari banyaknya daun lontar yang terbuang sia-sia, warga Desa Tunah, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, berinisiatif mengolahnya menjadi berbagai produk kerajinan bernilai ekonomi tinggi, Sabtu (4/10/2025).
Kabupaten Tuban dikenal sebagai salah satu daerah di Jawa Timur yang banyak ditumbuhi pohon lontar, atau biasa disebut warga setempat sebagai pohon bogor.
Dari pohon ini, masyarakat biasanya memanfaatkan niranya untuk dijadikan minuman khas Tuban, yaitu legen, sementara batangnya sering digunakan sebagai pengganti kayu.
Namun, melihat potensi daun yang belum dimanfaatkan secara maksimal, warga Desa Tunah kemudian berkreasi membuat berbagai produk kerajinan dari daun lontar.
Mulai dari tikar, tas anyaman, hingga wadah makanan tradisional khas Tuban, semuanya dibuat dengan cara tradisional tanpa bantuan mesin modern.
Aspurno (41), salah satu perajin anyaman lontar, menuturkan, kegiatan ini menjadi peluang baru bagi warga yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan tetap.
“Alhamdulillah, dengan adanya kegiatan ini, daun yang dulunya dibuang bisa dimanfaatkan dan punya nilai ekonomi cukup tinggi,” ujarnya.
Baca juga: Bermula dari Iseng, Warga Jombang Kini Raup Jutaan Rupiah Tiap Bulan dari Pakcoi Hidroponik
Hasil karya warga Tunah kini telah dipasarkan ke berbagai daerah, tidak hanya di Tuban, tetapi juga ke Bojonegoro, Lamongan, Jombang, Gresik, Surabaya, dan sejumlah kabupaten lainnya di Jawa Timur.
Untuk produk anyaman, warga biasanya menjualnya dengan harga Rp 10.000 per meter.
Seorang perajin biasanya bisa menghasilkan 5 hingga 6 meter anyaman setiap harinya.
“Kalau anyaman ini dijual per meter, harganya Rp 10.000. Mahal atau murahnya tergantung dari panjang dan kualitas anyamannya,” imbuhnya.
Selain membuat anyaman, warga Desa Tunah juga menerima pesanan wadah makanan tradisional dumbek.
Tuban
Daun Lontar
Desa Tunah
Kecamatan Semanding
MataLokalUMKM
TribunJatim.com
berita Tuban terkini
Tribun Jatim
berita Jatim terkini
Meriahnya Festival dan Lomba Balap Perahu Naga di Kali Kedunglarangan Pasuruan |
![]() |
---|
Cicipi Kopi Tebu Megaluh Jombang Ditemani Angin dan Suara Burung yang Ciptakan Pengalaman Unik |
![]() |
---|
Tangis Siti Usai sang Putra Jadi Korban Tewas Ambruknya Gedung Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: Aku Kuat |
![]() |
---|
Tambah 5, Jumlah Korban Meninggal dalam Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Jadi 26 Santri |
![]() |
---|
Daftar 3 Korban Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang Berhasil Diidentifikasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.