Beber Pengalaman Jadi Kombatan dan Perakit Bom, Ali Fauzi Bikin Ngeri FKPPI
Ali Fauzi bikin ngeri FKPPI setelah tanpa tedeng aling-aling membeber pengalaman merakit bom dan jadi Kombatan.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Mujib Anwar
Pasca meledak bom Bali Pertama, 12 Oktober 2002, nama Ali Fauzi masuk DPO bersama 250 ahli bom alumnus kamp pelatihan militer Kandahar, Afghanistan milik Osama bin Laden dan alumni militer MILF Philipina.
Ali masuk Mindanao, ia bertemu sahabat lamanya, Umar Patek dan Dul Matin yang sama sama kabur menghindari kejaran polisi pasca bom Bali.
Tahun 2005 Ali bersama 6 anggota pemberontak Abbu Sayap dan MILF tertangkap tentara Philiphina. Ali diganjar tiga tahun penjara tanpa proses peradilan.
Selama dipenjara, Ali mendapat siksaan luar biasa. Badannya remuk redam sampai muntah darah. Awal 2008 Ali dijemput Ketua Satgas Bom Polri, Irjen Pol Surya Dharma Salim.
• Tak ada Pendamping Bikin Wanita di Tulungagung ini Jadi Ancaman Bagi Perempuan dan Anak-anak
Selama proses ekstradisi Ali sudah menyiapkan mental akan mendapat siksaan lebih kejam dari polisi seperti dialami di Philipina.
Diluar dugaannya, Ali sebaliknya mendapat perlakuan sangat baik dari Surya Dharma, Tito Karnavian (sekarang Kapolri, Red) dan polisi lainnya. Ali dirawat di RS berkelas di Jakarta.
"Saya sudah mempersiapkan diri untuk menerima siksaan yang saya bayangkan lebih berat. Tapi Alhamdulillah saya diperlakukan sangat baik," ungkapnya.
Apa yang dialaminya saat tiba di Indonesia dan selama dirawat di rumah sakit itulah yang membuka mata hatinya bahwa, tidak semua polisi jahat.
Perlakuan polisi itu mengubah pandangan hidupnya sampai sekarang. Dari semula memusuhi polisi dan TNI, kini menjadi sahabat dalam menyadarkan pandangan mantan para teroris, mantan kombatan, mantan napi teroris. Ali makin yakin dalam perjalanan hidupnya banyak menjumpai polisi yang baik.
Tidak ada polisi beternak teroris, tidak ada TNI yang ternak teroris. Karena teroris itu tumbuh besar dan dibesarkan oleh kelompok-kelompok yang ingin sengaja menghancurkan indonesia.
• Akan Bangun Surya Majapahit Jadi TMII-nya Jawa Timur, Khofifah Temui Tokoh dan Para Pengusaha ini
Ali Fauzi semakin sadar dan bertekad untuk membantu sesama mantan teroris untuk memulai hidup baru.e
"Kita merajut hidup dari lingkaran bom menuju ke lingkar perdamaian. Melalui Yayasan Lingkar Perdamaian, kita akan hidup damai di Indonesia bersama mantan napiter,’’ ungkap Ali Fauzi.
Mendirikan Yayasan Lingkar Perdamaian prosesnya cukup panjang, hampir empat tahun.
Selain dana terbatas, proses mencari nama tidak gampang. Berkali kali ditolak Depkumham karena sudah ada nama serupa. Barulah menemukan nama yang sesuai yakni, Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP).
Yayasan yang didirikan bersama puluhan mantan napiter disambut baik oleh pemerintah. Dan diresmikan 29 Maret 2017 bersamaan renovasi Masjid Baitul Muttaqin dan pembangunan Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) untuk anak mantan napi teroris.