Gandeng Petani Lewat Breding Kediri, Benih Jagung Hibrida Indonesia Tembus Srilanka
Benih jagung Hibrida Indonesia sukses tembus Srilanka berkat menggandeng petani dan breding Kediri.
Penulis: Didik Mashudi | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Benih jagung hibrida produksi PT BISI Internasional telah dipercaya petani luar negeri.
Malahan sudah ada dua negara Srilanka dan Pakistan yang telah memakai benih jagung hibrida asal Indonesia.
Ekspor perdana benih jagung hibrida ke Srilangka dilepas Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI Sumarjo Gatot Irianto, Kamis (16/8/2018).
Pelepasan ekspor perdana ini ditandai dengan pengguntingan untaian bunga melati dan pemecahan kendi. Dua kontainer yang diekspor ke Srilanka sebanyak 40 ton.
Tahun ini ekspor benih jagung hibrida ke Srilanka dan Pakistan mencapai 500 ton senilai 1.500.000 US dollar. Tahun depan ditingkatkan menjadi 1.000 ton senilai 3.000.000 US dollar.
Presdir PT BISI Internasional Tbk Jemmy Eka Putra menjelaskan, ekspor benih jagung hibrida ke Srilanka menjadi momen spesial karena bertepatan dengan perayaan HUT Proklamasi RI ke 73.
"Ini sebagai penanda kita mampu memenuhi benih jagung hibrida berkualitas di negeri sendiri, bahkan telah mampu melakukan ekspor ke luar negeri," ungkapnya.
Langkah ekspor itu kata Jemmy sesuai dengan amanat pemerintah untuk mendatangkan dollar sebanyak-banyaknya melalui ekspor benih jagung.
"Produksi benih ini dilakukan bersama petani mitra kita. Benih yang dihasilkan hasil breding pemuliaan yang lahir di Kediri," jelasnya.
Jemmy menjelaskan PT BISI Internasional sejak awal berdiri merupakan perusahaan berbasis sins yang mengedepan proses riset benih yang dihasilkan.
Karena benih yang dihasilkan telah melalui uji multi lokasi ke seluruh wilayah pertanian di Indonesia.
Sehingga benih yang dilepas telah teruji keunggulannya karena produktifitasnya tinggi, ketahanan penyakit dan mudah beradaptasi dengan lingkungan setempat.
Ekspor ke Srilangka sekaligus membuktikan benih jagung hibrida dapat diterima dengan baik di negara tujuan. Karena hanya ada 3 negara yang diizinkan melakukan ekspor benih jagung ke Srilangka.
Selain Indonesia, juga Thailand dan Australia.
Diungkapkan kalangan petani sangat bergairah menanam jagung karena harga dasar yang ditetapkan pemerintah sangat menguntungkan petani.
"Untuk meningkatkan produktifitas, saat ini kami tengah mencoba melakukan penanaman rapat tanaman jagung," jelasnya.
Saat ini setiap hektar penggunaan benih hanya 15 kg per hektar dengan 60.000 tanaman. Untuk intensifikasi dengan penanaman rapat dengan populasi tanaman 100.000 per hektar.
Penanaman rapat ini meningkatkan produksi mencapai 12 - 14 ton per hektar di lahan sawah musim kemarau. Saat ini perlu dipikirkan intensifikasi dengan melakukan mekanisasi pengolahan tanah sampai dengan panen.
Sementara Ir Sumarjo Gatot Irianto,MS,DAA mengungkapkan, ekspor benih jagung hibrida asal Indonesia dapat meningkatkan harga diri bangsa. "Ekspor ini menghemat devisa dan meningkatkan devisa untuk bangsa," tandasnya.
Selain itu kemampuan mengeskpor benih juga bertujuan untuk meningkatkan kedaulatan bangsa Indonesia.
Karena petani Indonesia sanggup menghasilkan benih jagung berkualitas dan bermutu untuk bersaing dan memenuhi permintaan pasar international.
"Ekspor benih ini juga untuk meningkatkan taraf kesejahteraan para petani," jelasnya.(Surya/Dim)