Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Casing Aplikatif Ala Sujiman Bikin Lubang Biopori Jadi Jauh Lebih Mudah

Banyak orang yang kesulitan membuat lubang biopori bisa diatasi dengan casing aplikatif temuan Sujiman.

Penulis: Didik Mashudi | Editor: Mujib Anwar
SURYA/DIDIK MASHUDI
Sujiman memperlihatkan casing biopori dan salah satu lubang biopori yang dibuat di depan rumahnya, di Kota Kediri, Kamis (23/8/2018). 

TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Bermula dari keprihatinan masih banyak masyarakat yang keliru membuat lubang biopori. Sujiman mempelopori inovasi pembuatan biopori sebagai komposter non agitator dengan casing yang aplikatif pengelolaan sampah organik berbasis rumah tangga.

Hasil karyanya mendapat juara 2 lomba Inovasi Teknologi (Inotek) Kota Kediri 2018 bidang energi dan lingkungan hidup.

Pembuatan lubang biopori sebagai kantong resapan air sudah banyak dilakukan masyarakat. Hanya saja masih ada sebagian masyarakat yang keliru dalam membuat lubang biopori yang memakai bahan dari pipa paralon.

Selain nilainya lebih mahal, penggunaan pipa paralon juga tidak tepat sasaran. Karena resapan air terhambat meresap ke dalam tanah serta lebih sulit mengurai sampah organik.

Sebagai solusi dari masalah itu, Sujiman membuat casing lubang biopori dari bahan pasir dan semen. Selain lebih ekonomis, casing biopori lebih mampu menyerap air karena tidak membutuhkan bahan pipa paralon yang harganya mahal.

Casing biopori buatan Sujiman segi empat ukuran 23 x 23 cm dengan lubang bulat di tengahnya berdiameter 12 cm untuk pembuka dan penutup. Karena dibuat dari bahan pasir dan semen casing lubang biopori ini menjadi lebih kuat.

Bentuknya sendiri jika telah ditanam mirip dengan paving. Sehingga modelnya juga dapat disamarkan dengan variasi mirip paving. Untuk pewarnaan tergantung kesukaan pemakainya, karena casing dapat dibuat cat warna warni sesuai selera.

Sedangkan kedalaman lubang biopori sesuai standar rata-rata 1 meter dengan lebar diameter 12 cm. Lubang ini tanpa diberi pipa paralon sehingga lebih cepat menyerap air.

Sudah hampir dua tahun Sujiman menkampanyekan pembuatan lubang biopori yang benar. Karena yang terjadi selama ini ada tiga katagori saat membuat lubang biopori.

Di antaranya pertama, biopori yang benar dan aplikasinya mudah. Kedua lubang biopiri yang benar, tapi aplikasinya sulit dan ketiga, pembuatan biopori salah dan aplikasinya juga sulit.

"Prinsipnya biopori itu tidak perlu paralon serta mudah dibuka dan ditutup. Sehingga sampah organik juga mudah dimasukan," jelasnya.

Sehingga Sujiman kemudian merancang biopori yang mudah, murah, benar dan aplikasinya gampang.

Diungkapkan, jika biopori dengan pipa paralon untuk pipa satu meter harganya Rp 20.000, tutup pipa paralon Rp 10.000 dan biaya membuat lubang Rp 5.000 dengan total satu titik biopori Rp 35.000.

Sedangkan casing biopori dari bahan semen dan pasir yang dibuat Sujiman hanya butuh biaya sekitar Rp 10.000 untuk yang biasa dan Rp 15.000 untuk yang diberi rangka besi.

Selama ini kalau ada sosialisasi biopori banyak yang tidak mengena. Apalagi bahan sosialisasinya soal biopori untuk konservasi air serta mencegah banjir.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved