Casing Aplikatif Ala Sujiman Bikin Lubang Biopori Jadi Jauh Lebih Mudah
Banyak orang yang kesulitan membuat lubang biopori bisa diatasi dengan casing aplikatif temuan Sujiman.
Penulis: Didik Mashudi | Editor: Mujib Anwar
Sujiman kemudian mengubah anggapan itu dengan melakukan sosialisasi biopori sebagai komposter non agitator atau alat membuat kompos dari bahan sampah rumah tangga.
Membuat kompos di lubang biopori juga mudah. Karena cukup memasukkan sampah dari dapur ke lubang biopori kemudian menutupnya lagi. Kompos di lubang biopori sudah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pupuk dalam waktu sekitar 90 hari.
Casing biopori yang dirancang Sujiman juga sangat aplikatif dan adaptatif. Kalau lubang biopori di taman bisa ditambahkan pewarnaan sesuai selera. "Malah ada yang mengecat biopori dengan meme-meme menarik," ungkapnya.
Hasil rancangan casing biopori Sujiman sudah banyak diadopsi sejumlah daerah di Jatim seperti Lamongan, Gresik, Blitar, Sampang, Malang, Sidoarjo, Pacitan dan Jombang. Malahan dirinya sudah berkali-kali melakukan sosialisasi di sekolah dan desa termasuk kalangan agama.
Casing rancangan biopori Sujiman saat ini telah banyak diterapkan desa-desa dan kelurahan yang mengikuti lomba desa bersih dan lestari (Berseri). Kebetulan Sujiman menjadi salah satu anggota tim verifikasi Desa Berseri di Jatim.
Sujiman optimistis biopori yang dirancangnya bakal banyak diadopsi. Karena salah satu penilaian Desa Berseri harus sudah mengaplikasikan lubang biopori sebagai kriteria penilaian.
Masyarakat juga dapat membuat sendiri casing biopori sesuai keinginannya. Karena bentuknya juga dapat dibuat bermacam-macam variasi namun fungsinya sama. (Surya/didik mashudi)